Pencegahan Hepatitis untuk Meningkatkan Kualitas Hidup yang Lebih Sehat

TRIBUNJABAR.ID - Hepatitis, kondisi yang mempengaruhi hati dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius, kini menjadi perhatian utama bagi masyarakat Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat, penting untuk memahami cara pencegahan hepatitis agar dapat mengurangi risiko penularan dan perkembangan penyakit ini.

Menurut dr. Eka Surya Nugraha, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroentero Hepatologi, hepatitis dapat memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan. Hati yang rusak akan mengganggu metabolisme, detoksifikasi, serta sistem imun tubuh.

"Hepatitis adalah kondisi peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus, alkohol, atau masalah metabolik lain. Ketika hati mengalami peradangan atau kerusakan, fungsi pentingnya dalam metabolisme dan pengolahan zat-zat berbahaya dalam tubuh dapat terganggu, yang pada akhirnya mempengaruhi seluruh tubuh," jelasnya, kepada Tribunjabar.id, Senin (6/1/2024).

dr. Eka menjelaskan, beberapa faktor risiko utama infeksi hepatitis adalah; Hepatitis A disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi atau kurangnya kebersihan dalam pengolahan makanan.

Hepatitis B dan C umumnya menular melalui darah atau cairan tubuh, misalnya akibat transfusi darah yang terkontaminasi, penggunaan jarum suntik bersama, atau hubungan seksual tanpa pengaman. Infeksi ini juga bisa diturunkan dari ibu ke bayi saat melahirkan.

Untuk mencegah hepatitis A, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengolah makanan dengan benar.

"Cuci tangan dengan air mengalir sebelum makan sangat membantu mengurangi risiko infeksi."

Sedangkan untuk hepatitis B dan C, hindari berbagi barang pribadi seperti sikat gigi atau pisau cukur, dan pastikan transfusi darah melalui pemeriksaan yang ketat. Menggunakan pengaman saat berhubungan seksual juga penting untuk pencegahan hepatitis B dan C.

dr. Eka mengungkapkan, vaksin hepatitis B sangat dianjurkan untuk semua orang. Pemberian vaksin ini wajib diberikan pada bayi baru lahir dan diulang pada dewasa jika kadar antibodi hepatitis B rendah.

"Vaksinasi membantu melindungi dari infeksi hepatitis B yang berisiko menyebabkan penyakit hati kronis dan sirosis," katanya.

dr. Eka mengatakan, kebersihan pribadi, seperti mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan alat makan, sangat penting untuk mencegah penularan hepatitis A. Untuk hepatitis B dan C, hindari berbagi barang pribadi yang dapat terkontaminasi, seperti jarum suntik atau alat tindik.

Adapun gejala hepatitis terbagi menjadi akut dan kronik. Pada hepatitis akut, gejala seperti demam, nyeri kepala, nyeri otot, serta mata kuning dapat muncul dalam waktu 2-3 minggu. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi hepatitis dapat berkembang menjadi bentuk kronik setelah 20-30 tahun. Gejala hepatitis kronik meliputi mata kuning, pembesaran perut, dan muntah darah.

dr. Eka menuturkan, menerapkan pola makan sehat sangat membantu menjaga daya tahan tubuh, terutama bagi mereka yang terinfeksi hepatitis virus akut.

"Gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur dan menghindari alkohol, juga berperan penting dalam mencegah penularan hepatitis dan mengelola kondisi hati yang sudah ada," katanya.

Lebih lanjut, untuk pengobatan hepatitis A akut, perawatan utama adalah istirahat, makan dengan baik, dan banyak minum. Namun, untuk hepatitis B dan C kronik, pengobatan dengan obat anti-virus dapat membantu mengendalikan penyakit dan meningkatkan kemungkinan kesembuhan. Pengobatan yang tepat dan rutin sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.