Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin Seret 2 ASN Pemprov, Kepala Perpustakaan Punya Peran Penting

Terungkap peran Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan, dalam kasus tersebut. Rupanya Andi Ibrahim punya peran vital dalam peredaran uang palsu tersebut.

|
uin-alauddin.ac.id
Kampus UIN Alauddin - Kampus II yang terletak di Jalan H M Yasin Limpo, Kabupaten Gowa 

TRIBUNJABAR.ID - Kasus pabrik uang palsu di kampsu UIN Alauddin, Makassar, jadi sorotan.

Adanya pabrik tersebut terungkap setelah polisi menggerebek produksi uang palsu di gedung perpustakaan kampus UIN Alauddin Makassar.

Kini, terungkap peran Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan, dalam kasus tersebut. Rupanya Andi Ibrahim punya peran vital dalam peredaran uang palsu tersebut.

Peran Andi Ibrahim terungkap setelah lima pelaku, yakni MB (35), TA (52), IH (42), WY (32), dan MMB (40), ditangkap di Mamuju.

Kelima tersangka pun mengungkap peran Andi Ibrahim.

Baca juga: Terbongkar, Ada Pabrik Uang Palsu di Dalam Kampus UIN Alauddin, Beroperasi di Gedung Perpustakaan

Rupanya, sang kepala perpustakaan bertugas mencari jejaring di Mamuju.

Hal tersebut diungkap Kasi Humas POlresta Mamuju, Ipda Herman Basir.

Setelah menemukan jejaring, Andi Ibrahim kemudian memerintahkan MB membawa uang palsu itu ke Mamuju.

MB merupakan honorer UIN Alauddin.

Atas perintah itu, MB kemudian menghubungi relasi oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Sulbar inisial TA (52).

"Jadi pelaku MB ini menghubungi ASN inisial TA ini lewat telepon," ujar Ipda Herman Basir saat ditemui di Kantor Polresta Mamuju, Selasa (17/2/2024).

MB kemudian meminta kepada TA agar mencari orang yang mau beli uang palsu itu.

TA akan mendapatkan bonus jika menemukan seseorang yang akan membeli uang palsu.

Lalu pelaku TA ini menjalankan perintah MB dengan mendatangi IH (42) tukang jahit pakaian yang ada di Mamuju untuk menawarkan uang palsu itu.

Setelah berhasil transaksi uang palsu dengan tukang jahit, MB kemudian memberikan uang (tanda terimakasih) kepada TA sebanyak Rp 1 juta.

Kemudian oknum ASN Pemprov Sulbar inisial MMB diberikan uang palsu Rp 3,5 juta terus wiraswasta inisial WY itu diberikan uang Rp 2 juta.

"Akhirnya uang itu beredar (dibelanjakan) di Mamuju ke toko-toko swalayan. Uang palsu beredar itu ada sekitar Rp 9 juta di Mamuju," pungkasnya.

Ipda Herman Basir menyebut jika ASN ditangkap berjumlah dua orang yaitu TA dan MMB.

"Yang inisial TA itu mengaku memang ASN  tapi ada lagi satu inisial MMB itu mengaku wiraswasta," ujarnya.

Setelah ditelusuri ternyata dia juga ASN di pemprov Sulbar.

Baca juga: Terbongkar, Ada Pabrik Uang Palsu di Dalam Kampus UIN Alauddin, Beroperasi di Gedung Perpustakaan

Kata Herman, uang palsu itu diproduksi di Universitas Negeri Islam Makassar (UINAM) lalu diperjual belikan di Kabupaten Mamuju pada pertengahan November 2024 lalu.

15 Pelaku Ditangkap

Sebanyak 15 terduga pelaku kejahatan pencetak dan peredaran uang palsu di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditangkap.

Demikian disampaikan Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak saat ditemui, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Senin (16/12/2024) malam.

AKBP Reonald mengatakan saat ini pihaknya sedang menangani kasus uang palsu.

Menurutnya, pengungkapan uang palsu ini dari awal Desember 2024.

"Benar saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan. Kami mohon waktu, ini masih kami kembangkan lagi," katanya.

Dia menyebut, pihaknya telah menangkap 15 tersangka. 

Adapun 9 tersangka telah di sel tahanan Polres Gowa. 

Sedangkan 5 pelaku masih dalam perjalanan dari Mamuju dan satu pelalu dalam perjalanan Wajo ke Gowa.

"Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dar Mamuju, satu perjalanan dari  Wajo," jelasnya.

Mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini tak menampik jika pelaku akan bertambah lagi.

"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutanya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan," jelasnya.

Sebanyak 100 jenis barang bukti kasus pencetak dan peredaran uang palsu disita polisi.

"Ada 100 jenis barang bukti disita," ucapnya.

Salah satu barang bukti diamankan ialah mesin pencetak uang palsu berukuran besar. 

AKBP Reonald menyebut, awal mula menyidik perkara ini ditemukannya uang palsu senilai Rp 500 ribu dengan emisi terbaru.

Pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Pallangga saat transaksi.

"Kita kembangkan, sehingga kami temukan sejumlah Rp 446.700.000. Barang bukti yang kami temukan di salah satu kampus di Gowa," jelasnya.

Uang palsu ini sebut Reonald, dalam pecahan 100 ribu. 

"Pecahan uang palsu Rp 100 ribu. Barang bukti lainnya masih ada. Jadi sabar, mudah-mudahan dalam waktu  singkat ini kami rilis kembali. Dan ini akan dirilis oleh kapolda Sulsel langsung," ujar Reonald.

Baca juga: Terbongkar, Ada Pabrik Uang Palsu di Dalam Kampus UIN Alauddin, Beroperasi di Gedung Perpustakaan

Dari penangkapan pelaku itu, polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan pengembangan. 

Alhasil, polisi mengungkap barang bukti mesin di kampus II UIN Alauddin Makassar Jl HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.

Di situ polisi menyita beberapa barang bukti berupa uang dan mesin cetak uang palsu.

Pengungkapan pabrik dan peredaran uang palsu ini disebut pada awal Desember 2024.

Perkara ini terungkap atas tim super gabungan dibentuk.

"Kami melakukan berdasarkan join Investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific Investigation," ucapnya.

Dia menyebutkan, dalam tim ini melibatkan labfor, bank BI,  BRI, BNI  dan bantuan dari rektor UIN Alauddin Makassar

"Ternyata alat dan barang bukti yang kami dapatkan di dalam kampus salah satu universitas ternama di Gowa," jelasnya.

Meski demikian, kata dia, kronologi lengkap kasus pengungkapan uang palsu ini akan dirilis beserta pelaku dan barang buktinya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Peran Vital Andi Ibrahim Kepala Perpustakaan Kasus Uang Palsu UIN Alauddin, 2 ASN Pemprov Ditangkap

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved