SMM Bandung: Sekolah dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Jam Belajar Fleksibel
Sekolah swasta dengan waktu belajar fleksibel dan berbasis kompetensi siswanya, menjadi pilihan banyak orang tua.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sekolah swasta dengan waktu belajar fleksibel dan berbasis kompetensi siswanya, menjadi pilihan banyak orang tua.
Salah satunya Maria Fransisca, ibu tiga anak asal Kota Bandung ini memilih menyekolahkan dua anaknya di Sekolah Murid Merdeka (SMM). Sekolah swasta yang mengkombinasikan pembelajaran offline dan online.
"Saya menyekolahkan anak di SMM dari 2020, Waktu itu anak saya yang pertama masuk kelas dua SD sekitar usia 8-9 tahun, sampai sekarang juga masih sekolah di SMM. Anak saya yang kedua kelas dua SD, di SMM sejak Taman Kanak-kanak," ujar Maria, saat ditemui di SMM Sukajadi, Kota Bandung, Sabtu (14/12/2024).
Maria berasalan, menyekolahkan anaknya di SMM karena waktunya lebih fleksibel, dapat menyesuaikan dengan pekerjaan dia dan suaminya.
"Saya sama suami saat itu masih mobile kerjaannya, waktu itu memilih SMM karena bisa daring, waktunya pun bisa menyesuaikan dengan orang tua untuk menemani mereka," katanya.
Baca juga: Ratusan Siswa di 7 Sekolah Libur Mendadak Gegara Banjir Rob di Pesisir Eretan Indramayu Makin Parah
Selain itu, cara belajar di SMM pun lebih menekankan pada kemampuan dan kreativitas anak.
"Jadi tidak yang nulis, menjawab pertanyaan, tapi lebih dari pemikiran anak, apa yang dia pahami dan sering ada projek sesuai kompetensi, jadi saya bisa membebaskan anak," ucapnya.
Sementara itu, SMM Head Office, Yulia mengatakan, kurikulum yang digunakan di SMM menggabungkan kurikulum Nasional dengan kurikulum SMM.
SMM pun, kata dia, pembelajarannya berbasis kompetensi yang menggunakan project base learning. Tak cuma itu, anak-anak pun belajarnya menggunakan learning manajemen sistem, di mana materi, aktivitas, jadwal belajar, portofolio dan rapotnya bisa diakses di Learning manajemen sistem.
"Di sini ada semua jenjang, mulai dari jenjang kecil seperti Paud sampai SMA. Di SMM itu kita menggunakan jenjang early years, elementary dan secondary," katanya.
Dikatakan Yulia, SMM pun mengkombinasikan kegiatan online dan offline. Program pertama, kata dia, ada tatap muka rutin, di mana porsi offline lebih besar dari online, dan bisa dipilih belajar lima hari seminggu, tiga hari seminggu.
"Ada juga pilihan yang belajarnya tiga jam atau lima jam, itu program pertama. Program kedua, daring rutin di mana porsi onlinenya lebih besar daripada offline dan itu tersedia di semua jenjang, terkahir ada program inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, nanti bisa memilih program itu dan sebelumnya bisa ikut trial untuk diobservasi," katanya.
Lulusan dari SMM pun, kata dia, sudah banyak yang kuliah di ITB, UI, Unpad dan Perguruan Tinggi Negeri lainnya.
Baca juga: Tragis, Siswa SD di Jakarta Selatan Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Sekolah, Ayah Korban Merasa Janggal
Di Bandung, kata dia, SMM sudah ada tiga cabang yakni di Jalan Banda, Jalan Martadinata dan terbaru di Jalan Sukajadi.
"Hari ini, untuk pertama kalinya SMM Sukajadi beroperasi, bagi bapak ibu yang anaknya di level paud sudah bisa sekolah di sini, sementara yang levelnya SD ke atas itu bisa mulai di tahun ajaran baru," katanya.
Yovie Widianto Ajak Mahasiswa ISBI Bandung Jadikan Perubahan sebagai Modal Berkarya, SInggung AI |
![]() |
---|
Kebakaran di Antapani Bandung Ludeskan Bengkel, Toko Mebeul, dan 21 Mobil, 8 Pegawai Dievakuasi |
![]() |
---|
Kementerian Agama Kota Bandung Kolaborasi dengan Wakaf Salman dalam Program Wakaf Calon Pengantin |
![]() |
---|
Detik-detik Kebakaran Hanguskan Puluhan Mobil di Antapani Bandung, Warga Dengar Ledakan |
![]() |
---|
Kebakaran di Bengkel Mobil Balap Antapani, Ini Detik-detik Kebakaran Menurut Pekerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.