Pesantren Khusus Lansia di Ciparay: Berawal dari Keresahan Alumnus SMAN 8 Bandung Bagian 2
Tulisan ini merupakan bagian kedua pesantren khusus lansia, Pondok Pesantren Tahfiz Masa Keemasan Ashabul Jannah di Ciparay.
Penulis: Januar Pribadi Hamel | Editor: Januar Pribadi Hamel
TRIBUNJABAR.ID - Tulisan ini merupakan bagian kedua pesantren khusus lansia, Pondok Pesantren Tahfiz Masa Keemasan Ashabul Jannah di Ciparay.
Berdirinya pesantren ini berawal dari keresahan empat alumnus SMAN 8 Bandung angkatan 87. Mereka adalah Yamin sendiri, DR Anang Usman, A Rizallulhak, dan Soni Budiman. Mereka merasa sama-sama kurang memperhatikan orang tua masing-masing. Dari sanalah berdiri Yayasan Khoss (Husnul Khotimah Salafusholihiin).
Mereka pun kemudian berembuk untuk mendirikan pesantren lansia. Upaya untuk mencari dana pun dilakukan. "Tak kepikiran dananya dari mana. Tapi percaya pasti ada jalan karena Allah," kata Yamin Kamaludin S.Pdi MM di lokasi pesantren, Minggu (8/12).
Setelah gagal mendapatkan tanah dekat Pesantren Baiturahman, mereka pun akhirnya mencoba mencari lahan tak jauh dari sana. Akhirnya sebidang tanah diperoleh mereka, masih tak jauh dari Pesantren Baiturahman, tetapi masalah kembali datang karena tak ada biaya untuk mendirikan sarana pesantren, satu di antaranya masjid.
Baca juga: Pesantren Khusus Lansia di Ciparay: Tak Hanya Mengaji, Juga Tadabur Menyatu dengan Alam Bagian 1
Di tengah kebingungan, mereka mendapat tawaran dari alumnus SMPN 13 untuk mempertemukan dengan seorang dermawan. Gayung pun bersambut, sang dermawan, Syukron Roshadi SH, menyanggupi untuk mendirikan masjid, yang sekarang bernama Masjid Baitusy Syakur.
Uniknya melalui proses yang panjang, Yamin yang menjadi Kepala Pesantren, hanya tinggal menerima kunci saja, karena urusan pembangunan masjid ditanggung oleh keluarga Syukron Roshadi.
"Masjid Baitusy Syakur diresmikan beliau (Syukron Roshadi SH) pada 2021," kata Yamin sambil menunjuk plakat di depan masjid.
Setelah Masjid Baitusy Syakur berdiri, beberapa perlengkapan dan semua yang diperlukan merupakan rereongan (urunan) alumni SMAN 8 Angkatan 87 dan SMPN 13 Angkatan 84.

Yamin menyebut dua sapi merupakan sumbangan dari alumnus SMAN 8 Bandung. Ada juga yang setiap bulan menyumbang 1,5 juta untuk gaji yang mengelola peternakan dan pertanian.
"Yang mengelolanya ada dua orang. Butuh Rp 4,5 juta per bulan," katanya.
Menurut Yamin, masih banyak teman-teman alumni SMAN 8 Bandung yang berkontribusi untuk kelanggengan pesantren yang dikelolanya.
Pada Minggu (1/12), alumni SMAN 8 Bandung Angkatan 87 mengikuti program tadabur --merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Para alumni ini berjalan menyusuri pematang sawah di kawasan pesantren. "Lelah juga," kata salah seorang alumnus SMAN 8 Bandung.

Acara tersebut diikuti juga anak yatim dan ibu-ibu peserta pesantran lansia di sana.
"Mudah-mudah ini jadi cikal bakal wisata religi," kata Yamin yang mengemukakan keinginannya membuat program wisata religi di pesantrennya.
Tak hanya itu, Yamin juga ingin mengembangkan pesantrennya untuk wisata keluarga. "Ingin juga ada wisata edu untuk TK, SD, SMP, dan SMA. Wisata keluarga dan wisata kuliner," katanya. (tamat)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
Miris, 50 Persen Pelanggar Jam Malam di Bandung Ternyata Siswa SMP |
![]() |
---|
Dampingi Anak 13 Tahun Korban Bullying di Ciparay, KPAD Kabupaten Bandung: Diduga Sering Dibully |
![]() |
---|
VIRAL Bocah di Ciparay Bandung Jadi Korban Bullying Brutal, Berlumur Darah Didorong ke Sumur |
![]() |
---|
Rehabilitasi Griya Lansia Ciparay, Pemprov Jabar Kolaborasi dengan International Women University |
![]() |
---|
Rumah Wanita di Ciparay Bandung, Polisi Amankan Ratusan Obat Keras Ilegal yang Dijual Tanpa Izin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.