Mahasiswa dan Dosen Telkom University Ciptakan Drone Pendeteksi Kandungan Air Tanah
Mahasiswa dan Dosen Telkom University Ciptakan Drone Pendeteksi Kandungan Air Tanah
Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pusat Unggulan Ipteks Intelligent Sensing IoT (PUI-PT IS-IoT) Telkom University (Tel-U), berhasil menciptakan pesawat tanpa awak (drone) untuk mendeteksi kandungan air di dalam tanah.
Drone tersebut diberi nama Agriradar. Di mana Agriradar sendiri layaknya drone pada umumnya. Namun yang membedakan, Agrirada dilengkapi dengan box radar yang di pasang tepat di bawah badan drone.
Salah satu anggota PUI-PT IS-IoT sekaligus mahasiswa Tel-U, Shafa Tanaya (22) menjelaskan, drone Agriradar dilengkapi Light Detection Ranging (Lidar), RF Radar System and Radar Acquisition, Camera Multipectral Sensor, Module Camera, GPS Module, dan Brushiess Motor.
"Ini merupakan drone yang diintegrasikan payload yang berisikan radar, radarnya ini digunakan untuk mendeteksi kandungan air tanah," ujarnya kepada Tribun Jabar beberapa waktu lalu.
"Jadi nanti tujuan utamanya itu saat mendeteksi kandungan air tanah tersebut pihak-pihak yang berkaitan bisa memprediksi seberapa besar, banyak pupuk yang disebarkan di tanah yang sudah di deteksi," katanya.
Shafa mengungkapan bahwa untuk membuat drone Agriradar, pihaknya membutuhkan waktu tiga sama empat tahun, di mulai dari pemaparan ide, gagasan, pembuatan, pengembangan, pengintegrasian hingga uji coba.
"Jadi saat uji coba kedalaman tanah yang bisa ditembus radar sedalam dua meter. Soalnya ini mengetahui kandungan air tanah, buat nanam saja," ucapnya.
Di sisi lain, Shafa mengatakan Agriradar sudah terafiliasi dengan program PTPN. Di mana, saat ini Agriradar sudah diimplementasikan di perkebunan teh Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Di Pangalengan, Agriradar dioperasikan sesuai dengan fungsinya untuk mengetahui kadar air. Hasilnya, para petani perkebunan teh Pangalengan bisa mengetahui kadar pupuk yang akan digunakan.
"Jadi kan alat ini digunakan untuk mengetahui kandungan air tanah, waktu di Pangalengan kita juga kasih tahun petani kalau petani tidak bisa seenaknya menggunakan pupuk harus sesuai dengan kapasitas air tanah, nah data itu diketahui melalui alat ini. Jadi petani tahu berapa persen pupuk yang akan diberikan," ujarnya.
Shafa menuturkan, Agrirada sendiri saat ini hanya mampu mengecek kadar air tanah saja. Sedangkan untuk pengecekan keasaam tanah atau kandungan tanah lainnya masih dalam pengembangan.
Hal itu dirinya ungkapkan, lantaran saat ini Agrirada baru bisa digunakan untuk pertanian, terutama tanaman teh. Namun meskipun begitu, dirinya mengaku saat ini Agriradar tengah dalam pelipatgandaan.
"Kedepannya, pasti akan diproduksi lebih banyak. Dan juga bisa digunakan bukan hanya untuk kebun teh saja," katanya.
Viral, Mahasiswi di Papua Selesaikan Skripsi Menggunakan Hape Sebut Perjuangan Hidup, Tuai Pujian |
![]() |
---|
Kisah Putri Mahasiswi Difabel Hadiri Wisuda dengan Tubuh Terbaring, Berhasil Jadi Sarjana Komputer |
![]() |
---|
Kasus Kekerasan Seksual pada Mahasiswi di Cikarang, Anggota DPR RI Minta Polisi Tak Ada Kata Damai |
![]() |
---|
Guru Besar Unsoed Diduga Lecehkan Mahasiswi, Spanduk Protes Bertebaran depan Rektorat |
![]() |
---|
Kisah Suci Mahasiswi Penerima KIP Kuliah Lulus di Unsika IPK Nyaris Sempurna, Motivasi Jadi Kunci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.