Berita Viral

Sosok Zulfiandi Zulhan, Profesor di ITB Ciptakan Alat Ubah Bijih Jadi Logam Kurang dari 2 Menit

Sosok Zulfiandi Zulhan menjadi sorotan viral karena videonya yang bernarasi "tanah berubah jadi logam dalam waktu kurang dari 2 menit."

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Instagram @santosoim
Sosok Zulfiandi Zulhan menjadi sorotan viral karena videonya yang bernarasi "tanah berubah jadi logam dalam waktu kurang dari 2 menit." 

Dikutip dari itbpress.id, pemilik nama lengkap Prof. Dr. Ing. Zulfiandi Zulhan, S.T., M.T., IPM ini lahir di Aceh Utara pada 28 Januari 1973.

Zulfiadi Zulhan menghabiskan masa kecil di tanah kelahirannya.

Prof. Dr.Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T. IPM. dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan menyampaikan orasi berjudul
Prof. Dr.Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T. IPM. dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan menyampaikan orasi berjudul "Reaktor Plasma Hidrogen untuk Produksi Logam yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan". (Dok. ITB)

Memasuki usia dewasa, ia merantau untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung.

Dirinya juga pernah mencicipi pendidikan di Jerman.

Berikut riwayat pendidikan selengkapnya:

  • SD Negeri Meunasah Dayah, Peusangan, Bireuen, Aceh (1979-1985)
  • SMP Negeri 1, Matangglumpang Dua, Bireuen, Aceh (1985-1988)
  • SMA Negeri 1, Bireuen, Aceh (1988-1991)
  • Sarjana, Teknik Pertambangan, Opsi Metalurgi, Institut Teknologi Bandung (1991-1996)
  • Magister, Rekayasa Pertambangan, Rekayasa Korosi, Institut Teknologi Bandung (1997-2000)
  • Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulgangausländischer Studienbewerer (DSH), Goethe Institut, Jakarta dan Mannheim, Jerman (2001-2002)
  • Doktor, Institut für Eisenhüttenkunde (Institute for Ferrous Metallurgy), RWTH Aachen University, Jerman (2002-2006).
  • Insinyur, Program Profesi Insinyur, Institut Teknologi Bandung (2020-2021).

Karier Dosen

Zulfiadi Zulhan sudah menjadi dosen sejak tahun 1998 silam.

Baca juga: Profil 7 Guru Besar yang Bakal Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Termasuk dari ITB hingga Unpad

Selain jadi pengajar, dia juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pirometalurgi dan Ketua Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi.

Dirinya juga dipercaya sebagai Anggota Senat Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) dan Anggota Senat Akademik ITB

Informasi tambahan, sejak 1 Agustus 2023 Zulfiadi Zulhan sudah menjadi Guru Besar dengan golongan kepangkatan Pembina (IV/a).

Kegiatan Penelitian

  • Desulfurisasi lelehan baja dengan injeksi bubuk dalam Ruhrstahl Heraeus (RH Degasser), Technometal GmbH, Jerman, 2012
  • Pemisahan arsen dan antimon dalam konsentrat timah melalui proses pemanggangan oksidasi-reduksi dan klorinasi, PT Timah, 2014
  • Pengembangan teknologi pengolahan dan peleburan pasir besi serta bijih besi laterit menjadi produk besi spon atau pig iron/hot metal sebagai bahan baku pembuatan baja di Indonesia, Insentif Riset Nasional, 2014 Pemisahan besi logam dan oksida dari pelet/briket pasir besi menggunakan reduktor bed batubara pada temperatur 1400 C: pengujian laboratorium dan aplikasi di industri. Penelitian kompetitif nasional, Skema Ipteks, 2015-2016
  • Studi simulasi pengembusan oksigen di ladle, PT Antam, 2017
  • Studi reduksi bijih nikel laterit dengan reduktor batubara dan penambahan katalis, PT Antam, 2017
  • Studi defosforisasi HC-feronikel pada kondisi reduktif menggunakan tanur induksi, PT Antam, 2018
  • Pemanfaatan terak tembaga sebagai bahan baku pembuatan paduan ferro- manganese-silicon. P3MI - ITB, 2019
  • Studi ekstraksi logam magnesium dan ferroalloy dari slag feronikel, MINDID, 2019
  • Penggunaan konsentrat pasir besi dalam pengembangan produksi besi dan baja: karakterisasi dan percobaan skala laboratorium, PT Krakatau Steel, 2021

Orasi Ilmiah tentang Plasma Hidrogen

Dilansir dari laman resmi ITB, paparan mengenai plasma hidrogen ini disampaikan oleh Zulfiandi Hasan dalam Orasi Ilmiah Guru Besar ITB, Sabtu (12/10/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Zulfiandi Hasan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Reaktor Plasma Hidrogen untuk Produksi Logam yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan".

Zulfiadi menjelaskan bahwa logam yang ada di muka bumi berasal dari meteor yang bereaksi dengan air dan oksigen sehingga berkarat dan menjadi bijih. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved