Ini Bakteri yang Terkandung di 4 Sampel Latiao, Sebabkan Diare sampai Sesak Napas, KLB di Sukabumi

Bakteri ini bisa memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas. 

Editor: Ravianto
https://www.biomerieux.com/
Bakteri Bacillus Cereus. Bakteri ini bisa memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas.  Bakteri ini pula yang terkandung dalam jajanan pedas asal China, Latiao yang dijual di Indonesia. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hentikan peredaran sementara seluruh produk Latiao dari peredaran guna melindungi kesehatan publik, menyusul Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di sejumlah tempat.

Kepala BPOM Taruna Ikrar ungkap langkah penghentian ini dikarenakan pihaknya menerima laporan keracunan akibat Latiao, pangan olahan asal China.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) laporkan sedikitnya tujuh Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) akibat Latiao.

Jajanan Latiao.
Jajanan Latiao. (indozone)

Karena KLBKP ini, BPOM telah menghentikan peredaran sementara seluruh produk latiao dari peredaran guna melindungi kesehatan publik.

Latiao adalah camilan pedas dan kenyal yang berasal dari Provinsi Henan, China.

Makanan ini terbuat dari tepung terigu atau gandum, minyak cabai, air, garam, cabai merah, penyedap rasa, dan bahan-bahan lainnya.

Baca juga: BPOM Hentikan Peredaran Latiao Stick Pedas dari China menyusul KLB Keracunan di Sukabumi & Bandung

Setelah dicampur, bahan-bahan tersebut dipanaskan dengan suhu tinggi dan dibentuk menjadi lembaran yang digulung hingga menjadi seperti stik.  

Latiao memiliki rasa pedas dan gurih, serta tekstur yang elastis saat digigit.

Rasanya sedikit mirip dendeng, sehingga cocok dimakan sebagai cemilan saat senggang atau penundaan lapar. Latiao juga bisa dimakan dengan bir sebagai minuman pelengkap.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyetop penjualan online jajajan asal China Latiao, imbas Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyetop penjualan online jajajan asal China Latiao, imbas Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP). (tangkapan layar youtube BPOM RI)

Lebih lanjut, BPOM juga telah melakukan pengujian laboratorium pada empat jenis Latiao.

Hasilnya, ditemukan bakteri Bacillus Cereus

Bakteri ini bisa memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas. 

Namun, sebagai bentuk kewaspadaan, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menekankan akan menarik sementara 73 produk yang terdaftar di BPOM RI hingga benar-benar dipastikan aman beredar.

Lalu dari mana sumber cemaran tersebut?  

Terkait hal ini, Kepala BPOM Taruna Ikrar ungkap kemungkinan sumber cemaran tersebut. 

"Harusnya kalau produk belum kedaluwarsa, tidak tumbuh bakteri, tetapi kenyataannya kan tumbuh bakteri dari hasil uji laboratorium. Berarti sebetulnya ini bisa jadi dari bahan pangan yang ada di dalam kemasan," kata Taruna dalam konferensi pers dalam kanal YouTube BPOM, Jumat (1/11/2024).

Selain itu cemaran bisa saja muncul dipengaruhi oleh suhu, udara, atau aspek sterilitas saat produk dikemas.

Akhirnya bakteri bisa tumbuh dari bahan itu. 

Taruna juga menyoroti cara pembuatan pangan olahan yang baik (CPPOB) yang bisa diawasi pemerintah. 

Apa lagi produk tersebut adalah impor, BPOM RI tentu tidak memiliki wewenang untuk memantau kondisi pengemasan sebelum diedarkan.

"Pabriknya tidak di sini, pabriknya di China. Berarti BPOM tidak pernah mengeluarkan sertifikat (CPOB), yang ada adalah bahan pangan olahan impor," imbuhnya. 

"Tetapi sebagai tanggung jawab BPOM terhadap kejadian ini, makanya kita bersihkan kejadian ini. Karena kita tidak mau ada kejadian-kejadian berikut di tempat lain," tutupnya. (*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved