Ini Bakteri yang Terkandung di 4 Sampel Latiao, Sebabkan Diare sampai Sesak Napas, KLB di Sukabumi
Bakteri ini bisa memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hentikan peredaran sementara seluruh produk Latiao dari peredaran guna melindungi kesehatan publik, menyusul Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di sejumlah tempat.
Kepala BPOM Taruna Ikrar ungkap langkah penghentian ini dikarenakan pihaknya menerima laporan keracunan akibat Latiao, pangan olahan asal China.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) laporkan sedikitnya tujuh Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) akibat Latiao.

Karena KLBKP ini, BPOM telah menghentikan peredaran sementara seluruh produk latiao dari peredaran guna melindungi kesehatan publik.
Latiao adalah camilan pedas dan kenyal yang berasal dari Provinsi Henan, China.
Makanan ini terbuat dari tepung terigu atau gandum, minyak cabai, air, garam, cabai merah, penyedap rasa, dan bahan-bahan lainnya.
Baca juga: BPOM Hentikan Peredaran Latiao Stick Pedas dari China menyusul KLB Keracunan di Sukabumi & Bandung
Setelah dicampur, bahan-bahan tersebut dipanaskan dengan suhu tinggi dan dibentuk menjadi lembaran yang digulung hingga menjadi seperti stik.
Latiao memiliki rasa pedas dan gurih, serta tekstur yang elastis saat digigit.
Rasanya sedikit mirip dendeng, sehingga cocok dimakan sebagai cemilan saat senggang atau penundaan lapar. Latiao juga bisa dimakan dengan bir sebagai minuman pelengkap.

Lebih lanjut, BPOM juga telah melakukan pengujian laboratorium pada empat jenis Latiao.
Hasilnya, ditemukan bakteri Bacillus Cereus.
Bakteri ini bisa memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas.
Namun, sebagai bentuk kewaspadaan, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menekankan akan menarik sementara 73 produk yang terdaftar di BPOM RI hingga benar-benar dipastikan aman beredar.
Lalu dari mana sumber cemaran tersebut?
Terkait hal ini, Kepala BPOM Taruna Ikrar ungkap kemungkinan sumber cemaran tersebut.
"Harusnya kalau produk belum kedaluwarsa, tidak tumbuh bakteri, tetapi kenyataannya kan tumbuh bakteri dari hasil uji laboratorium. Berarti sebetulnya ini bisa jadi dari bahan pangan yang ada di dalam kemasan," kata Taruna dalam konferensi pers dalam kanal YouTube BPOM, Jumat (1/11/2024).
Selain itu cemaran bisa saja muncul dipengaruhi oleh suhu, udara, atau aspek sterilitas saat produk dikemas.
Akhirnya bakteri bisa tumbuh dari bahan itu.
Taruna juga menyoroti cara pembuatan pangan olahan yang baik (CPPOB) yang bisa diawasi pemerintah.
Apa lagi produk tersebut adalah impor, BPOM RI tentu tidak memiliki wewenang untuk memantau kondisi pengemasan sebelum diedarkan.
"Pabriknya tidak di sini, pabriknya di China. Berarti BPOM tidak pernah mengeluarkan sertifikat (CPOB), yang ada adalah bahan pangan olahan impor," imbuhnya.
"Tetapi sebagai tanggung jawab BPOM terhadap kejadian ini, makanya kita bersihkan kejadian ini. Karena kita tidak mau ada kejadian-kejadian berikut di tempat lain," tutupnya. (*)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
keracunan latiao
latiao terbuat dari
bakteri
Bacillus Cereus
Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan
Latiao
Hati-hati, Curug Dago Dipenuhi Bakteri Ecoli Imbas Pencemaran Kotoran Sapi dari Lembang |
![]() |
---|
Kondisi Inul Daratista Divonis Kena Bakteri Langka, Jalani Perawatan Intensif hingga Satu Bulan |
![]() |
---|
BPOM Imbau Anak-anak dan Ibu Hamil untuk Sementara Jangan Konsumsi Latiao, Cemilan Pedas Khas China |
![]() |
---|
BPOM Hentikan Peredaran Latiao Stick Pedas dari China menyusul KLB Keracunan di Sukabumi & Bandung |
![]() |
---|
Penyebab Keracunan di SDN Gandasari KBB Terungkap, Makanan Terkontaminasi Bakteri Hingga Sianida |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.