Kenali Gejala Mudah Berdarah Pada Anak

TRIBUNJABAR.ID - Anak rentan mengalami mudah berdarah. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan berulang, yang disebabkan oleh kelainan mekanisme tubuh.

Istimewa
Kenali Gejala Mudah Berdarah Pada Anak 

Anak mimisan, perdarahan gusi, memar memar yang disertai dengan demam dan pucat, perdarahan terjadi karena trombosit yang sangat rendah pada penderita Anemia Aplastik dan Lekemia.

Santosa Hospital Bandung Central
Santosa Hospital Bandung Central (Istimewa)

Tanpa memandang usia anak perdarahan bisa timbul akibat jumlah trombosit yg berkurang (trombositopenia) atau gangguan fungsi trombosit, antara lain pada penyakir immune trombositopenia purpura (ITP) dan demam berdarah, berupan perdarahan mukokutaneus, bintik2 merah pada kulit, mimisan.

Lebih lanjut, terdapatnya gejala purpura (bercak kemerahan pada tungkai dan lengan yang sifatnya simetris erlu dicurigai menderita penyakit Henoch Scholein Purpura. Baik pada penyakit Trombositopenia, maupun hemofili dapat terjadi komplikasi perdarahan intra kranial dengan gejala kehilangan kesadaran atau kejang.

dr. Lelani menegaskan, area yang paling sering terkena bergantung pada penyebabnya. Pada penyakit ITP perdarahan mukokutaneus tersering pada anggota gerak dan mimisan. Sedangkan pada penyakit hemophilia, area tersering yaitu sendi lutut (hemarthrosis).

Faktornya penyebab anak mudah berdarah, pada penyakit ITP ( Immune Trombositopenia Purpura), penyebabnya adalah reaksi immune.

Trombositopenia juga bisa terjadi pada penyakit Demam Berdarah, Anemia Aplastik, Kanker darah (Lekemia). 

Pada penyakit Hemofilia, penyebabnya adalah genetik yangditurunkan oleh ibu sebagai pembawa sifat genetic.

“Jadi penyebabnya bisa terjadi karena reaksi imun dalam tubuh, genetik, infeksi atau penyakit yang mendasarinya (kanker darah, anemia aplastic),” ucapnya.

Mudah berdarah pada anak bisa disebabkan oleh faktor genetik. Misalnya pada penyakit Hemophilia, Von Willebrand. Kelainan hemostatis herediter ringan atau sedang manifestasi perdarahan baru muncul pada anak yang lebih besar. Karena itu kemungkinan terdapatnya kelainan herediter harus dipikirkan tanpa memandang usia anak.

Pasalnya, pendarahan pada anak yang berpotensi paling bahaya terkena intra kranial atau perdarahan otak, perdarahan saluran cerna.

Ketika anak mengalami mudah berdarah, pengobatannya dengan memberikan faktor yang kurang tersebut, misalnya pada kekurangan trombosit diberikan Transfusi Trombosit agar jumlah trombosit meningkat sehingga perdrahan bisa berhenti.

Pada penyakit Hemophilia akibat tidak terbentuknya FaktorVIII, diberikan transfuse Faktor VIII atau Transfusi darah yang mengandung Faktor VIII secara rutin.

dr. Lelani menjelaskan, antisipasi bila muncul gejala mudah berdarah, segera berkonsultasi dengan dokter.

“Bila perlu bisa dirujuk ke dokter ahli hematologi-onkologi, dan bila perdarahannya berat segera dibawa ke rumah sakit yang dapat menangani kelainan perdarahan,” imbuhnya.

Pasalnya, kelainan pendarahan pada anak bisa diindikasi kanker darah. Bila ada gejala perdarahan pada anak yang sering sakit-sakitan, demam naik turun harus difikirkan juga bahwa mungkin merupakan gejala awal kanker darah (Lekemia), dimana terjadi pertambahan jumlah sel ganas lekosit muda yang sangat cepat, berakibat turunnya jumlah trombosit atau gangguan pembekuan darah.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi di Poliklinik Hematologi-Onkologi di RS Santosa Hospital Bandung Central setiap hari Senin atau Kamis, dan bila perdarahan berat atau berlanjut bisa dibawa langsung ke Unit Gawat Darurat Santosa Hospital Bandung Central. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved