Daftar Motor dan Mobil yang Boleh Isi Pertalite, Syaratnya di Kapasitas Mesin, Kendaraanmu Termasuk?

Berikut ini deratan motor dan mobil yang boleh mengisi pertalite atau BBM subsidi dari pemerintah, cek kapasitas mesin kendaraanmu

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Warta Kota/Angga Bhagya
Deretan Motor dan Mobil yang Boleh Isi Pertalite, Syaratnya Lihat Kapasitas Mesin, Kendaraanmu Termasuk? 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut ini deratan motor dan mobil yang boleh mengisi pertalite atau BBM subsidi dari pemerintah.

Pada bulan Agustus 2024, pemerintah melalui Pertamina mulai menerapkan kebijakan tentang pengisian BBM subsidi.

Yaitu terkait pembatasan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti pertalite.

Aturan ini termasuk dalam revisi Perpres No 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM.

Dalam kebijakan baru ini, ada syarat kendaraan yang boleh mengisi BBM subsidi atau pertalite.

Baca juga: Daftar Motor dan Mobil yang Dilarang Isi Pertalite Per Agustus 2024, Berikut Ciri-ciri Kendaraannya

Seperti syarat kendaraan motot dilarang mengisi pertalite dapat dilihat dari kapasitas mesinnya mulai dari 250 cc.

Untuk mobil yang dilarang mengisi pertalite adalah mobil dengan ciri-ciri kapasitas mesin di atas 1.400 cc.
 
Demikian, sebaliknya untuk motor dengan mesin berkapasitas di bawah 250 cc atau 150 cc boleh mengisi pertalite.

Begitu juga dengan mobil berkapasitas mesin di bawah 1.400 cc maka boleh mengisi pertalite.

Berikut selengkapnya Tribunjabar.id rangkum deretan motor dan daftar mobil yang dilarang mengisi pertalite di SPBU Pertamina, dilansir dari berbagai sumber.

Daftar Motor yang Boleh Mengisi Pertalite

Yamaha

- Grand Filano, 125 cc

- Fazzio, 125 cc

- FreeGo, 125 cc

- Gear, 125 cc

- X-Ride, 125 cc

- Mio M3, 125 cc

- Fino, 125 cc

- Jupiter Z1, 113 cc

- Vega Force, 113 cc

Honda

- BeAT, 110 cc

- BeAT Street, 110 cc

- Genio, 110 cc

- Scoopy, 110 cc

- Vario 125, 125 cc

- ST125 Dax, 125 cc

- Monkey, 125 cc

- Revo Fit, 110 cc

- Revo X, 110 cc

- Supra X 125, 125 cc

- Super Cub C125, 125 cc

- CT 125, 125 cc

Kawasaki

- Z125 Pro, 125 cc

Suzuki

- Burgman Street 125EX, 125 cc

- Avenis 125, 125 cc
- NEX II, 113 cc

- NEX Crossover, 113 cc

- Adress FI, 113 cc

- Adress Playful, 113 cc

Vespa

- LX 125 i-Get, 125 cc

- S 125 i-Get, 125 cc

TVS

- NTORQ 125, 125 cc

- Callisto 125, 125 cc

- TVS Max 125, 125 cc

- XL 100 Heavy Duty, 100 cc

- Rockz, 125 cc

- Neo XR, 110 cc

Baca juga: Sosok Oknum Petugas SPBU Viral Minta Biaya Admin Rp 5 Ribu untuk BBM Pertamax, Kini Langsung Dipecat

Daftar Mobil yang Boleh Mengisi Pertalite
 
Toyota
- Agya 1.197 cc
- Calya 1.197 cc
- Raize 998 cc dan 1.198 cc
- Avanza 1.329 cc

Daihatsu
- Ayla 998 cc dan 1.197 cc
- Sigra 998 cc dan 1.197 cc
- Sirion 1.329 cc
- Rocky 998 cc dan 1.198 cc
- Xenia 1.329 cc

Suzuki
- Ignis 1.197 cc
- S-Presso 998 cc

Honda
- Brio 1.199 cc

Kia
- Picanto 1.248 cc
- Seltos bensin 1.353 cc
- Rio 1.348 cc

Wuling
- Formo S 1.206 cc

Nissan
- Kicks e-Power 1.198 cc Magnite 999 cc

Mercedes-Benz
- A-Class 1.332 cc
- CLA 1.332 cc
- GLA 200 1.332 cc
- GLB 1.332 cc

DFSK
- Super Cab diesel 1.300 cc

Peugeot
- 2008 1.199 cc

Volkswagen
- Tiguan 1.398 cc
- Polo 1.197 cc
- T-Cross 999 cc

Tata
- Ace EX2 702 cc

Renault
- Kiger 999 cc
- Kwid 999 cc
- Triber 999 cc

Audi
- Q3 1.395 cc

Pemerintah Rilis Bensin Pengganti Pertalite 


Perlu diketahui langkah larangan atau pembatasan mengisi pertalite tersebut bertujuan agar subsidi yang diberikan tepat sasaran.

Bahkan kebijakan pengisian BBM kini sedang berlangsung dan diharapkan diterapkan secara nasional.

Sebelumnya kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti pertalite ini dibenarkan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

Selain kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi tersebut, pemerintah juga merencanakan akan mengganti pertalite ke BBM baru.

Kebijakan ini sejak beberapa bulan lalu mencuat dan ramai diperbincangkan bahwa pertalite bensin subsidi paling murah tersebut akan digantikan bensin baru.

Adapun BBM baru ini disebut-sebut sebagai pengganti pertalite.

Bensin baru tersebut adalah Pertamax Green 92 atau Pertamax Green 95.

Pertamax Green 95 sendiri sudah meluncur dan didistribusikan di Jakarta dan Surabaya.

Untuk harga BBM baru itu dijual lebih mahal dibanding Pertalite, yakni Rp13.900 per liter.

Baca juga: Tangis Ayah di Subang Pecah saat Anaknya yang Hilang 10 Hari Ditemukan di Brebes, Ada di SPBU

Namun bensin yang digadang-gadang akan menggantikan Pertalite berbeda dan punya kadar sulfur sangat rendah.

Pemerintah sedang mengembangkan bioetanol sebagai bahan bakar pengganti BBM yang berbasis fosil.

Hal itu diungkap Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, beberapa waktu lalu.

"Kita kan sekarang berencana mau mendorong segera bioetanol masuk menggantikan bensin.

Supaya polusi udara ini juga bisa dikurangi cepat," ujar Luhut Pandjaitan, dikutip dari Kompas.com.

Pertamax Green 92 atau Pertamax Green 95 disebut-sebut terbuat dari kandungan saripati tebu.

Luhut menjelaskan kandungan sulfur dari bensin bisa mencapai 500 ppm.

Sementara bioetanol jauh lebih rendah, kandungan sulfurnya bisa hanya mencapai 50 ppm.

Kondisi sulfur yang tinggi tentu akan mempengaruhi kualitas udara dan berdampak pada kesehatan manusia.

"Kita hitung di situ, kalau itu terjadi, sulfur tadi dikurangin, itu akan mengurangi orang yang sakit ISPA," ungkapnya.

"Dan itu juga (berdampak) kepada kesehatan (menghemat) sampai 38 triliun ekstra pembayaran BPJS," sambungnya.

"Ini sekarang lagi proses dikerjakan Pertamina," tambah Luhut.

Sebelumnya, beredar pengadaan BBM baru tersebut akan diluncurkan. pada 17 Agustus 2024.

Namun Luhut Binsar Pandjaitan membantah kabar yang menyebut akan ada BBM jenis baru yang akan diluncurkan pada 17 Agustus 2024.

Menurut Luhut, jenis BBM masih tetap sama. Hanya saja pemerintah sedang mengupayakan agar kualitas BBM lebih baik untuk mengurangi polusi udara.

"Enggak BBM baru. (Jenis BBM) Masih sama. Tapi dengan kualitas yang lebih bagus. Euro 4, Euro 5. Kita mau standar ke situ," ujar Luhut usai menghadiri peluncuran golden via di The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

"Tapi kan recovery-nya (pemurniannya) harus diperbaiki. Karena refinery kita itu lama kan jadi harus ada penyesuaian sana sini," paparnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved