Sastrawan dari Jabar, Jateng, dan Bali Raih Penghargaan dalam Penganugrahan Sastra Rancage 2024

Sastrawan peraih penganugrahan sastra Rancage untuk Sastra Sunda diraih Abdullah Mustaffa, dengan karya : Cerita Anu Duaan

Penulis: Tiah SM | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Tiah SM
Sastrawan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali mendapat penganugrahan Sastra Rancage 2024. 

Menurut Didi, kalau bahasanya hilang tentu suku bangsa itu akan hilang dan dalam detik itulah Paguyuban Pasundan perlu bekerjasama dengan Yayasan Rancage karena Rancage itu adalah mitra sabaraya rasa dengan Paguyuban Pasundan dengan misinya yang sama,” tegasnya.

Baca juga: Sambut Hari Jadi Provinsi Jabar ke-79, bank bjb Beri Penghargaan Kepada Nasabah Setia

Yang kedua, dikatakan Didi yakni krisis simbol di Jabar, padahal menurutnya, simbol-simbol inilah yang wajib kita munculkan, salah satunya Bahasa.

Ketiga krisis kesuku-bangsaan , sehingga dengan adanya kegiatan tersebut memperlihatkan jika tidak ada sukuisme, “Namun justru ingin bersama-sama  membangun bangsa,” tuturnya.

Berikutnya adalah krisis Pendidikan moral, mantan Rektor Unpas ini menyebutkan jika kemajuan pendidikan saat menakjubkan.

Didi mengatakan, di lain pihak, kita belum berhasil memenuhi tuntutan budaya sebagai bangsa yang merdeka.
"Saat ini ketika kita merasakan banyak yang tidak waras oleh karena itu perlu adanya kepemimpinan informal ditiap daerah, ditiap kelurahan atau desa atau kampung," ujarnya.

Kemimpinan informal ini bisa memandu sebagai acuan bagaimana berkehiduan yang wajar bagaimana cara bermasyarakat yang baik, bagaimana cara berwarganegara yang baik sehingga ada etika dalam bergaul dan berbudaya serta berpolitik. 

"Kita khawatir saat ini akhlak kita sedang tidak baik-baik saja mudah-mudahan dengan cara pendekatan pendidikan membangun karakter maka akan terwujud manusia yang karakter pantang menyerah pemberani, petarung untuk kelangsungan hidup bangsa ini,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Rancage Erry Riyana Hardjapamekas mengatakan para penerima pengharagaa itu adalah orang-orang luar biasa ditengah-tengah gempuran budaya nasional dan internasional, mereka masih mau fokus pada keberlanjutan Bahasa derah.

“Ini perujuangan yang berat dan jangka panjang namun bukan berarti mustahil kita harus terus bekerja keras, karena perkembangan sastra daerah terancam berat oleh kebudayaan bukan hanya Indonesia tapi Internasional, " ujarnya. 

Di sisi lain, undang-undang mengatakan bahwa kita wajib melestarikan Bahasa ibu artinya Bahasa daerah harus tetap kita pelihara dan itu bukan hanya tugas rancage untuk memeliharanya namun tugas kita semua.

Baca juga: Yuk Kenalan dengan Pemuda Desa Belawa Cirebon Goday, Ukir Prestasinya Gemilang dalam Dunia Sastra

Di acara yang sama diberikan penghargaan Layang Pangajen Paguyuban Pasundan kepada Ubun R Kubarsyag untuk penghargaan Parama Dharma Guna atau Karya unggul yang berguna, Gending Raspuzi meraih penghargaan Pataka Riksa Budaya atau yang membangkitkan Budaya Sunda khususnya Pencaksilat, Dr.Asep Dedi Sutrisno,MP meraih penghargaan Pataka Riksa Niaga atau pembina UMKM di Indonesia, Dr.Agus Djumaedi,M.Si meraih penghargaan Pataka Riksa Wiraga atau penghargaan untuk membangiktkan olahraga Voli di Pasundan serta K.H Dedi Mulyadi Pataka Riksa Pandita atau yang mempersatukan semua mubalig di Jawa Barat

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved