Sastrawan dari Jabar, Jateng, dan Bali Raih Penghargaan dalam Penganugrahan Sastra Rancage 2024

Sastrawan peraih penganugrahan sastra Rancage untuk Sastra Sunda diraih Abdullah Mustaffa, dengan karya : Cerita Anu Duaan

Penulis: Tiah SM | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Tiah SM
Sastrawan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali mendapat penganugrahan Sastra Rancage 2024. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID , BANDUNG - Sastrawan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali mendapat Penganugrahan Sastra Rancage 2024. 

Penganugrahan sastrawan daerah rangkaian Milangkala Paguyuban Pasundan ke 111 digelar di  Paguyuban Pasundan Jalan Sumatera 41 Bandung, Selasa (20/8/2024).

Sastrawan peraih penganugrahan sastra Rancage untuk Sastra Sunda diraih Abdullah Mustaffa, dengan karya : Cerita Anu Duaan, penerbit Dunia Pustaka Jaya terbitan 2023. 

Dari sastra Jawa diraih Ageng Cicit, dengan judul sastra Wit Tanjung Ngiringan Omah, penerbit Interlude Yogyakarta 2023. 

Baca juga: Ungkap Peredaran Ganja 1,1 Kg, Kapolres Purwakarta Beri Penghargaan kepada 8 Personel Satres Narkoba

Sedangkan Sastra Bali diraih Carma Mira dengan karya Ngantosan Ulungan Bulan, penerbit Pustaka Ekspresi Bali 2023. 

Sementara Penghargaan Samsudi atau bacaan anak-anak berbahasa Sunda diraih oleh Ai Koraliati dengan karya sastra Si Timur, penerbit Geger Sunten 2023.

Ai Koraliati yang merupakan seorang guru bahasa Sunda mengaku tidak menduga dapat penghargaan ceritera kisah nyata yang dialami anak bungsu. 

"Si Timur seekor kucing peliharaan anak bungsu saya sempat hilang tapi akhirnya ketemu lagi," ujarnya. 

Penghargaan diserahkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof.Dr. H.M Didi Turmudzi Msi dan Ketua Yayasan Rancage Erry Riyana Hardjapamekas

Hadir juga dalam acara tersebut Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan  HD.Sutrisno, Brigjen Ahmad Saefudin dan Mayjen Deny, Kepala Balai Bahasa Kemendikbudristek Prof. E.Aminudin Aziz, Sekjen Paguyuban Pasundan, seluruh pengurus besar Paguyuban Pasundan, dan Rektor Unpas dan Ketua Sekolah Tinggi Pasundan.

Didi Turmudzi, Msi menyebutkan, Hadiah Sastra Rancage merupakan bagian dari kegelisahan dimana pendidikan nasional mencatat ada kegagalan mendasar salahsatunya di budaya. 

“Akibatnya modernisasi sering diartikan sebagai westernisasi, bahkan kadang-kadang diartikan sebagai tuntutan ekslusivikasi parokial yang justru mengutuk modernisme dan mendekatkan pada puritanisme fundamental yang suicidal,” tutur Prof Didi. 

Menurut Didi, ada empat krisis yang terjadi pada masyarakat Jawa Barat, masyarakat sunda khususnya. Yang pertama adalah krisis menggunakan Bahasa sunda.

“Dengan adanya penghargaan-penghargaan seperti ini diharapkan bisa merangsang motifasi kita semua, karena bagaimanapun juga bahasa itu adalah ciri khas bangsa atau identitas bangsa,, ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved