Pilkada Jabar 2024

Meramal Langkah PKS di Pilgub Jabar 2024, Pengamat Sebut Ada Kans Merapat ke KIM Dukung Dedi Mulyadi

PKS dinilai realistis harus berkoalisi untuk mengusung bakal calon yang didukungnya di Pilgub Jabar 2024. PKS harus mencari koalisi yang tepat

dok.pribadi
Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nama Dedi Mulyadi sudah disepakati bakal diusung oleh Gerindra dan Golkar atau lebih luasnya koalisi Indonesia maju (KIM) untuk Pilgub Jabar 2024.

Kondisi ini lantas membuat partai-partai di luar KIM, seperti PDIP, PKS, NasDem, PKB, dan PPP. mesti mencari posisi yang tepat apakah merapat ke KIM atau berada di poros lainnya.

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menyampaikan bahwa untuk PKS pasti realistis harus berkoalisi untuk mengusung bakal calon yang didukungnya di Pilgub Jabar 2024. PKS harus mencari koalisi yang tepat, pas, dan cocok agar bisa menang.

Baca juga: Sosok Airlangga Hartarto yang Resmi Mundur dari Ketum Partai Golkar, Lengkap Harta Kekayaannya

"Apakah nanti PKS bergabung mendukung Dedi Mulyadi, mungkin saja. Apa yang tak mungkin? Contohnya, di Sumatera Utara buktinya mendukung KIM, lalu di Banten dan Jatim PKS merapat ke KIM. Itu sudah terlihat," ujarnya saat dihubungi, Minggu (11/8/2024).

Sementara di Jabar, Ujang menyebut kemungkinan PKS mendukung Dedi Mulyadi dan merapat ke KIM dimungkinkan kelihatannya.

"Kalau misal mau calonkan dari kader sendiri ya silakan. Itu terbuka saja tapi apakah bisa menang atau tidak, ya enggak tahu. Saya lihat kans PKS bergabung dengan KIM," katanya.

Disinggung terkait pernyataan pengunduran diri Ketum Golkar, Airlangga Hartarto yang bisa berdampak pada perhitungan Pilkada 2024, Ujang menyatakan mungkin ada pergeseran-pergeseran atau perubahan nama bagi daerah yang belum keluar rekomendasi.

"Tapi, kalau sudah ada nama yang keluar direkomendasikan dari Golkar ya itu sudah berjalan. Secara umum, Golkar sudah ada mekanisme sendiri, sudah mempunyai sistemnya sendiri. Setiap lima tahun, Golkar biasa meramu Pilkada maka berkaitan Pilkada sudah berjalan ada mekanismenya. Ketum kan hanya sebagai pengambil kebijakan saja. Konteks operasional kan dijalankan waketum bidang pemenangan pemilu. Jadi, saya lihat tak terlalu banyak dampak pada Pilkada 2024 yang sudah berjalan tinggal beberapa minggu lagi ke tahap pendaftaran," katanya.(*)

Baca juga: Bahlil Lahadalia Calon Kuat Gantikan Airlangga Hartarto Jadi Ketua Umum Partai Golkar, kata Pengamat

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved