Airlangga Hartarto Mundur dari Golkar

Bahlil Lahadalia Calon Kuat Gantikan Airlangga Hartarto Jadi Ketua Umum Partai Golkar, kata Pengamat

Menteri Investasi/Kapala BKPM Bahlil Lahadalia berpeluang menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar.

Editor: Ravianto
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia 

Hal tersebut sekaligus membantah kabar adanya kejanggalan di balik pengunduran diri Menko Perekonomian RI tersebut.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia ()
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyampaikan pengunduran diri Airlangga justru bertujuan agar soliditas Golkar tetap terjaga menjelang Pilkada Serentak 2024.

"Justru untuk menjaga itu semua supaya agenda agenda partai Golkar, agenda nasional termasuk pilkada supaya lebih smooth, lebih terjaga, maka Ketum kami dengan ikhlas dengan suka rela menyatakan mundur dari partai Golkar," kata Doli kepada wartawan di rumah dinas Airlangga, Minggu (11/8/2024).

Dijelaskan Doli, ada sejumlah pertimbangan Airlangga mundur dari Ketum Golkar.

Yang pertama, Airlangga ingin menjaga soliditas partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Tadi sudah saya sampaikan, dasar pertimbangan Pak Airlangga mundur jadi ketum partai itu adalah pertama untuk menjaga soliditas partai Golkar."

"Keutuhan partai Golkar di dalam menghadapi agenda ke depan termasuk menghadapi agenda menjalankan masa transisi pemerintahan yang sampai pemerintahan yang baru," ungkapnya.

Hingga saat ini, kata Doli, Airlangga nantinya akan berkonsentrasi dalam menjabat Menko Perekonomian RI.

Sebab, banuak program yang harus dituntaskan dalam masa transisi pemerintahan baru.

"Jadi, transisi di masa kepemerintahan Pak Jokowi ini kan harus juga dituntaskan dan dikesinambungkan dengan program pemerintahan yang akan datang di bawah Pak Prabowo dan Pak Gibran. Jadi ketua umum kami akan konsentrasi menangani masalah ini," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Khoirul Umam mengungkapkan ada kejanggalan di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar. Dia menduga ada invisible hand yang ikut campur dalam pengunduran diri ini.

Mulanya, Khoirul menjelaskan langkah mundurnya Airlangga dari posisi Ketum Partai Golkar tak lepas dari kuatnya benturan antar kekuatan di internal Golkar. Yakni, faksi-faksi besar mulai berbenturan satu sama lain sejak jelang Pilpres 2024 lalu. 

"Faksi-faksi kekuatan di internal Golkar memiliki agenda kepentingan ekonomi-politik yang beragam. Ada yang mencoba untuk mempertahankan kedaulatan politik partai dari intervensi eksternal, ada pula yang mencoba bersimbiosis dengan kekuatan eksternal yang dekat dengan kekuasaan, untuk mempengaruhi dan mengendalikan keputusan politik strategis Partai Golkar," kata Khoirul dalam keterangannya, Minggu (11/8/2024).

Khoirul menjelaskan benturan antara elite Golkar sempat terlihat saat Golkar sedang melakikan utak-atok komposisi koalisi pilpres.

Saat itu Golkar sempat hampir mendekat dengan PDIP. 

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved