Airlangga Hartarto Mundur dari Golkar

Kata Bahlil soal Restu Jokowi untuk Maju Jadi Ketua Umum Golkar

Ia mengatakan soal dirinya akan menjadi Ketm Golkar biarkan berproses secara alamiah.

Editor: Ravianto
taufik ismail/tribunnews
Sejumlah menteri berfoto bersama di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, pada Senin, (12/8/2024) sebelum sidang kabinet paripurna perdana. Ini akan jadi sidang paripurna pertama di IKN. Bahlil kabarnya mendapat restu Jokowi untuk maju di pemilihan Ketua Umum Golkar. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Menteri Investasi yang juga kader Golkar Bahlil Lahadalia digadang-gadang menjadi calon kuat Ketua Umum Golkar pada Munas yang akan digelar 20 Agustus mendatang.

Bahlil dikabarkan mendapatkan restu Jokowi untuk menjadi Ketua Umum Golkar tersebut.

 Terkait hal itu Bahlil tidak menjawab tegas.

Ia mengatakan soal dirinya akan menjadi Ketua Umum Golkar biarkan berproses secara alamiah.

“Saya pikir proses saja lah ya. Saya juga kan bukan kader yang dari pengurus DPP sekarang, jadi alamiah saja,” kata Bahlil usai menerima tanda jasa dan tanda kehormatan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (14/8/2024).

Bahlil mengaku tidak bisa menjawab apabila ditanya apakah mendapatkan restu Jokowi atau tidak.

Menurut Bahlil hal itu sebaiknya ditanyakan kepada Presiden Jokowi.

"Saya tidak bisa menjawab itu karena tanyakan kepada yang berhak memberikan restu," katanya.

Sementara itu terkait restu mantan Wapres yang juga politikus senior Golkar Jusuf Kalla, Bahlil juga menjawab diplomatis.

Ia mengatakan banyak diskusi bersama JK.

"Kalau Pak JK banyak diskusi sebagai senioR, beliau banyak memberikan pandangan-pandangan begitu saja," katanya.

Sebelumnya ditengah mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum, Bahlil dikabarkan bertemu Jokowi dan Jusuf Kalla di tempat berbeda. 

Bahlil dikabarkan meminta restu kedua tokoh tersebut untuk menjadi Ketum Golkar.

Terkait hal itu Bahlil menilai tidak ada yang istimewa.

Sebagai bagian dari Kabinet, hal yang wajar bertemu dengan Jokowi.

Sementara bertemu dengan JK hanya untuk silaturahmi biasa.

"Silaturahmi biasa saya dengan Pak JK. Silaturahmi biasa. Kalau pas ketemu dengan Pak Presiden Jokowi kan memang saya pembantunya. Harus terus melaporkan perkembangan kerja saya di Kementerian Investasi," pungkasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved