Gang Ditembok di Bandung Barat

Alasan Kepala Desa Tak Bisa Larang Penutupan Gang di Bandung Barat, Hanya Mendampingi

Kepala Desa Kertamulya, Farhan Fauzi, mengaku tak bisa berbuat apa-apa saat ada aksi penembokan gang.

|
Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Rahmat Kurniawan
Kondisi Gang Rahayu di Kampung Pos wetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, yang ditutup dengan tembok.  

Pantauan di lokasi, Senin, gang tersebut berada berada di sepanjang jalan yang membelah sejumlah RT di RW 11 dan RW 12 Kampung Pos wetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Poster-poster berisi protes penutupan gang tersebut pun masih menempel di tembok setinggi tiga meter.

Di balik tembok, spanduk berisi pengumuman 'Tanah Ini Milik Marietje' terlihat masih tergeletak.

Baca juga: Kembali ke Bandung Barat, Hengky Kurniawan Siap Bertarung dengan Figur Artis di Pilkada 2024

Juji (56), salah seorang warga setempat yang tinggal tujuh meter dari lokasi penembokan mengaku kecewa dengan penutupan yang dilakukan oleh pihak Marietje.

"Gang Rahayu ini jalan aktif. Setiap hari digunakan warga, yang dagang bawa gerobak, mau sekolah, mau ke masjid pada lewat sini," kata Juji.

Juji tak mengetahui secara pasti alasan penutupan gang tersebut. Yang pasti, penutupan dilakukan secara mendadak tanpa ada pemberitahuan.

Juji tak menampik lokasi penutupan merupakan batas tanah yang disebut milik pihak Marietje. Meski begitu, Juji mengaku tidak mengetahui secara pasti terkait status tanah tersebut.

Apalagi, tanah yang diklaim milik Marietje itu juga dihuni oleh puluhan warga lain.

"Kami sih tidak memaksa atau bagaimana, cuma kalau bisa dibuka lagi, toh ini jalan buat warga juga," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Kusmayadi (64) melontarkan hal serupa. Kusmayadi mengaku lahir dan besar di wilayah tersebut. Gang Rahayu yang saat ini ditutup telah ada sejak tahun 1967.

"Gang ini sudah ada sejak saya kecil. Saya lahir tahun 60 di sini. Waktu SD gang ini sudah ada. Sekarang ditutup, kenapa? Kita pengennya dibuka lagi," kata Kusmayadi. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved