Jamaah Islamiyah Bubar

Jalan Komandan Asykari Jamaah Islamiyah Temukan Nilai Kehidupan di Penjara, Berawal dari Prihatin

Abu Dujana mengungkapkan, selama di tahanan dia menemukan nilai-nilai kehidupan baik antar sesama napi teroris, napi kasus lain, dan para petugas.

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tim Tribun Jabar
Abu Dujana (kiri) dan Zarkasih dua mantan petinggi JI saat diwawancarai di satu Hotel di Bandung, Sabtu (27/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mantan Komandan Asykari (perang) Jamaah Islamiyah, Abu Dujana mengungkapkan, selama di tahanan dia menemukan nilai-nilai kehidupan baik antar sesama narapidana (napi) teroris, napi kasus lain, dan para petugas.

Abu Dujana disebut terlibat dalam bom Bali 2002, bom JW Marriot 2003, dan bom Kuningan.

Pada tahun 2007 Abu Dujana ditangkap di kawasan Banyumas, Jawa Tengah. Abu Dujana divonis 15 tahun penjara.

"Kami dapat mengambil pelajaran banyak dari kondisi itu, secara pribadi sangat prihatin dengan kondisi semua (napi) yang berada di dalam penjara," ucapnya, saat ditemui di Kota Bandung, Sabtu (27/7/2024).

Baca juga: Jamaah Islamiyah Bubar, Akan Kikis Stigma Radikal dan Teroris lewat Kontribusi Baik ke Masyarakat

Dujana menyebut, para napi kondisinya sangat terpuruk baik dari sisi finansial, kesejahteraan, hingga spiritual.

"Sangat kurang secara materi, kesejahteraan, dan agama juga betul-betul mereka ini sangat minim sekali," ujarnya.

Kebersamaan selama di tahanan secara perlahan menggiring napi untuk meningkatkan spiritualnya dari mulai mengaji dan salat berjamaah.

"Yang tidak mau salat jadi salat, yang tidak mau ngaji jadi ngaji dan yang tidak jujur jadi jujur. Artinya sedikit banyak memberikan andil untuk bisa menolong teman-teman," ujarnya

Sebagai mantan komandan perang, dia tak sungkan untuk berbagi keahliannya dalam membuat strategi.

"Kalau memang diperlukan untuk dipanggil, saya akan membantu," ucapnya.

Pasalnya, saat ini dia mempunyai kesibukan pribadi. Abu Dujana menghabiskan kesehariannya menjadi seorang pendakwah di sekitar tempat tinggalnya.

Baca juga: Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Petinggi Pastikan Bukan Kamuflase: Tanpa Intervensi dari Densus 88

"Memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak tentang Alquran dan sebagainya," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved