Jemaah Haji Harus Tidur Meringkuk Seperti di Pengungsian, Indonesia Sesalkan Pelayanan di Mina
Fakta menyesakkan diungkapkan Tim Pengawas Haji DPR RI SEusai meninjau lokasi tenda jemaah haji Indonesia di Mina.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Fakta menyesakkan diungkapkan Tim Pengawas Haji DPR RI seusai meninjau lokasi tenda jemaah haji Indonesia di Mina.
Tenda-tenda yang disediakan pemerintah Arab Saudi tidak sesuai dengan jumlah jemaah yang harus ditampung.
Akibatnya, jemaah di dalam tenda harus berdesak-desakan. Sebagian bahkan terpaksa tidur sambil duduk berimpitan, terlelap sambil menekuk badan.
Sebagian yang tak kebagian tempat. bahkan terpaksa tidur bergelimpangan di lorong luar tenda, beralaskan apa saja, yang penting bisa istirahat melepas lelah.
Mirip di barak pengungsian.
Anggota Timwas Haji DPR, Wisnu Wijaya Adiputra, mengaku menyaksikan langsung bagaimana sepanjang lorong dipenuhi jemaah haji yang tidur dengan alas seadanya, berjejer di tepi luar tenda karena di dalam tenda sudah tak ada lagi ruang kosong.
"Kami menyesalkan buruknya pelayanan jemaah di Mina ini. Akibat tenda di bawah kapasitas, terpaksa sebagian jemaah berbaur antara jemaah laki-laki dan perempuan tanpa pembatas. Tidur di luar tenda juga sangat tidak baik untuk kesehatan jemaah haji, lebih-lebih buat jemaah kita yang lanjut usia. Kemenag harus lakukan evaluasi besar-besaran untuk memperbaiki persoalan ini,” kata Wisnu, dalam keterangannya Rabu (19/6/2024).
Baca juga: Jemaah Haji asal Desa Sindangsari Cianjur Meninggal di Arab Saudi, Alami Gejala Sakit Jantung
Wisnu mengatakan, persoalan tenda yang tak cukup menampung jumlah jemaah rupanya juga terjadi pada jemaah haji plus.
Di Maktab 111 tempat jemaah haji plus bermukim, ujar Wisnu, tenda jemaah haji plus berkapasitas 80 orang terpaksa ditempati 1.200 orang.
Timwas Haji DPR juga mendapati adanya jemaah yang diusir dari tenda akibat penempatan tenda jemaah haji Indonesia yang tidak sesuai dengan maktab yang telah ditentukan. Mereka terpaksa meninggalkan tenda karena hak-haknya tidak bisa terpenuhi karena salah tempat.
“Semestinya tidak akan terjadi kalau Kemenag bisa mengantisipasi sejak awal,” ucapnya.
Selain masalah tenda yang tidak memadai, Timwas Haji DPR juga menyoroti fasilitas toilet yang kotor. Jumlah toilet yang terbatas membuat jemaah harus antre panjang berjam-jam untuk bisa menunaikan hajatnya.
“Bahkan ada yang pingsan karena lama menunggu,” ucap anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Baca juga: Jumlah Jemaah Haji Asal Kabupaten Majalengka yang Meninggal Dunia di Tanah Suci Bertambah
Secara khusus, imbuh Wisnu, Timwas Haji DPR mengkritisi jumlah toilet di Mina yang kurang dan tidak ramah lansia, seperti kasus di Arafah. Dari 10 toilet yang ada ternyata hanya ada satu toilet duduk.
“Padahal 30 persen dari jumlah jemaah haji Indonesia adalah jemaah lansia. Mestinya dari 10 toilet itu setidaknya ada tiga toilet duduk supaya memudahkan jemaah lansia melepaskan hajatnya,” ujar legislator dari PKS itu.
Akibat keterbatasan jumlah toilet, Timwas Haji DPR juga mendapatkan laporan beberapa jemaah asal Kabupaten Bandung Barat di Maktab 76 Mina terpaksa buang air kecil di sebelah tenda karena sudah tidak bisa menahan hajatnya.Hal ini dikarenakan antrean di toilet cukup panjang dan butuh waktu menunggu dua jam, terutama di pagi hari, sore hari dan saat menjelang waktu salat wajib.
“Mirisnya, kejadian pipis dekat tenda ini tidak hanya dialami jemaah laki-laki, tapi juga jemaah perempuan. Timwas Haji DPR meminta agar Kemenag melakukan evaluasi besar-besar terhadap persoalan-persoalan yang muncul pada musim haji tahun ini dan serius melakukan langkah-langkah konkret untuk perbaikan layanan haji tahun depan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengakui, tenda jemaah haji di Mina memang masih bermasalah. Permasalahan tersebut, kata Muhadjir, juga terjadi di titik lain pada puncak penyelenggaraan haji.
Baca juga: Cerita Raffi Ahmad Bantu Orangtua Ibadah Haji Langsung Dapat Balasan, Suami Nagita: Dikasih Gampang
"Mina itu memang masih problem dan tapi waktunya kan tidak lama di Mina, itu jadi di Mina. Di Arafah juga sebetulnya problem tapi kan sangat sebentar, di Muzdalifah sekarang juga ada kebijakan hanya lewat saja tidak perlu mabit kan. Itu memang tiga titik krusial," ujar Muhadjir.
Muhadjir mengaku sempat ingin meninjau tenda jemaah haji saat melakukan kunjungan ke Arab Saudi, namun tidak diperbolehkan karena masih dalam proses pembangunan.
Meski begitu, ia mengaku sudah menyarankan kepada pihak Kementerian Agama untuk melakukan perbaikan tenda jemaah haji.
Terkait toilet, Muhadjir juga mengaku telah menyarankan agar toilet dibuat beberapa lantai agar tidak menghabiskan tempat.
Baca juga: Viral Video Jemaah Haji Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Ada yang Tidur di Lorong Maktab
"Karena untuk toilet saja bisa habis banyak tempatnya sehingga harus dinaikkan di Mina itu, terutama di Mina memang karena tinggal di sana agak lama kan untuk lempar jumrah," ujar Muhadjir.
Dihubungi Tribun Jabar, kemarin, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Bandung Barat, H Tedi Ahmad Junaedi, mengakui akibat keterbatasan jumlah toilet, jemaah haji memang terpaksa harus mengantre. Namun, ia membantah hal itu membuat jemaah KBB nekat buang air di samping tenda.
"Menurut informasi bukan JKS 10. Tapi, kloter lain," katanya. (tribun network/fah/mam/andri/wly)
Jeje Tutup 3 SPPG Penyebab Keracunan di Bandung Barat, Pastikan Program MBG Terus Berjalan |
![]() |
---|
Hasil Uji Lab sampel Keracunan MBG di Bandung Barat Segera Rampung |
![]() |
---|
Keracunan MBG Ternyata Sudah 2 Kali Terjadi di Cugenang Cianjur, Makanan dari Dapur yang Sama |
![]() |
---|
Ibu Hamil Jadi Korban Keracunan MBG di Bandung Barat, Sistem Pengawasan Perlu Diperbaiki |
![]() |
---|
Kepala SPPG di Bandung Barat Disemprot usai Keracunan MBG, Cucun Syamsurijal: Salah, Keluar SOP! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.