Cerita Elisabet, Pengusaha Kuliner yang Aktif Dirikan Organisasi Sosial
Elisabet kemudian mendirikan organisasi kemanusiaan bernama Berbagi Kasih, sebuah organisasi non profit
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2019-2022 ibarat dejavu bagi Elisabet Kurniawati Tjianti. Beberapa bulan sebelum virus itu merebak, Elisabet pernah bermimpi menyaksikan masyarakat sekitarnya kesulitan.
Dalam mimpinya itu, Elisabet melihat sejumlah orang mendorong gerobak sampah dengan wajah lesu.
Suasananya pun begitu sepi, tak seperti kehidupan biasanya.
Saat tersadar, perempuan kelahiran Cirebon 29 Januari 1972 ini sempat merenung, khawatir apa yang dilihatnya dalam mimpi terjadi dalam kehidupan nyata.
Pengusaha kuliner yang saat itu masih merintis usahanya pun langsung tergerak, untuk membagikan makanan kepada orang-orang disekitarnya.
Saat itu, uang yang dibelanjakan untuk masakannya hanya Rp. 50 ribu.
Baca juga: Lions Club Bandung Raya Kolaborasi dengan Hotel California Gelar Donor Darah & Cek Kesehatan Gratis
"Dari uang Rp 50 ribu itu, setelah dibelanjakan jadilah 10 bungkus nasi yang saya bagikan kepada mereka yang membutuhkan," ujar Elisabet, Sabtu (15/6/2024).
Elisabet merasa niat baiknya itu tidak bisa hanya dilakukan oleh dirinya sendiri.
Ia kemudian mengajak rekan dan kerabatnya menyisihkan hartanya untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan.
"Banyak teman menitipkan sebagian rezeki yang dimilikinya, ada juga teman dekat yang tinggal di Amerika ikut berpartisipasi," katanya.
Dari hal kecil itu, Elisabet kemudian mendirikan organisasi kemanusiaan bernama Berbagi Kasih, sebuah organisasi non profit yang khusus bergerak membagikan makanan kepada kaum miskin dan dhuafa.
Dari sana, Elisabet semakin aktif membagikan makanan kepada masyarakat membutuhkan. Ketika Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Elisabet teringat mimpinya, kondisi kehidupan saat Covid-19 mirip dengan apa yang dilihatnya dalam mimpinya.
"Mimpi itu sama dengan dunia nyata. Semacam dejavu-lah, saya melihat orang nampak lesu, nampak pula gerobak sampah. Waktu itu terjadi di daerah Batununggal," ucapnya.
Kondisi itu membuat perempuan lulusan Universitas Bandung Raya program Teknologi Pangan ini, semakin gencar membagi-bagikan makanan. Dari yang hanya 10 bungkus, jumlahnya meningkat jadi 600 bungkus per Minggu yang dibagikan setiap hari Senin 200 bungkus, Rabu 200 bungkus dan Sabtu 200 bungkus.
Baca juga: Lions Club Wilayah 1 Jabar Gelar Baksos Peduli Duka Pemberian Kain Kafan
Rutinitasnya membagikan makanan itu, ternyata diingat oleh salah satu driver ojek online (ojol). Elisabet menceritakan pengalamannya saat makan di kawasan Batununggal, Kota Bandung.
PSM Unpad Wakili Indonesia di Ajang Paduan Suara Italia |
![]() |
---|
Kementerian Agama Kota Bandung Kolaborasi dengan Wakaf Salman dalam Program Wakaf Calon Pengantin |
![]() |
---|
Bus TMB dan Bandros Bakal Digratiskan Selama Sepekan, Catat Waktunya ! |
![]() |
---|
Keselamatan Karyawan Jadi Prioritas PNM, 1.500 AO Ikut Pelatihan Safety Riding di Kota Bandung |
![]() |
---|
Baznas RI Ganjar Penghargaan ke Pemkab Sumedang, Prestasi Pengelolaan Zakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.