Gawat Darurat Stroke dan Pentingnya Penanganan Stroke Sedini Mungkin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Stroke adalah kondisi medis ketika berkurangnya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pemb
Penulis: Nappisah | Editor: bisnistribunjabar
“Jadi, semua kemungkinan penyebab nyeri kepala pada pasien stroke harus dicari terlebih dahulu,” tegasnya.
Sebab apabila diabaikan, penderita stroke akan tiba-tiba mengalami kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri, mengalami gangguan daya pikir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar hingga fungsi intelektual.
“Penampilan pun bisa menjadi sangat menurun dan mengalami kehilangan banyak hal yang biasanya bisa dilakukan sendiri,” ujar dr Bing.
dr Bing menjelaskan, indikasi penyakit lain bila diabaikan akan mengalami komplikasi. Pada umumnya, seseorang yang pernah mengalami stroke kesulitan dalam mengendalikan emosinya.
“Sehingga menyebabkan cenderung mengalami depresi. Selain komplikasi stroke yang disebutkan, terdapat komplikasi lain yang sangat fatal, yaitu koma hingga kematian atau kelumpuhan yang menetap,” katanya.
Pada umumnya, seseorang penderita stroke iskemik (sumbatan) akan dirawat kurang lebih 7-10 hari.
Adapun pasien dengan stroke hemoragik biasanya dirawat lebih lama, yaitu antara 14-21 hari.
“Setelah itu, pasien menjalani program fisioterapi sampai recovery. Namun, bila pasien datang ke rumah sakit dengan golden time akan mengalami penyembuhan yang lebih dini,” ungkapnya.
dr Bing mengimbau, masyarakat yang mengalami gejala stroke dapat segera untuk memeriksakan diri, untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.
“Selaras dengan slogan dari Kemenkes RI, berupa SeGeRa Ke RS dapat digunakan untuk membantu mengenali serangan stroke yang terjadi, yaitu: senyum tidak simetris, gerak separuh anggota tubuh tiba-tiba melemah, bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, bahkan tidak mengerti kata-kata/bicara kebas atau baal, kemudian mengalami rabun, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan,” paparnya.
Sebab, bila tidak dilakukan pemeriksaan, gejala penyakit stroke sering salah diartikan masyarakat.
dr Bing tak menampik, mitos seputar stroke yang dipercayai oleh masyarakat harus diluruskan kebenarannya.
Mitos seputar stroke diantaranya: penyakit stroke hanya menyerang lansia, bahkan masyarakat meyakini stroke salah satu penyakit jantung, padahal hal tersebut hanya mitos.
Mitos lainnya, stroke tidak bisa disembuhkan, tidak bisa dicegah, wanita terbebas dari risiko stroke, stroke cenderung sulit diprediksi. Bahkan tak sedikit menusukkan jarum ke jari telinga dapat mengobat stroke, pengobatan stroke bisa dihentikan jika gejala sudah menghilang.
Hal yang disebutkan merupakan hal yang tidak dibenarkan terkait penyakit stroke.
Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja |
![]() |
---|
Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja? |
![]() |
---|
Kisah Ayah 9 Anak Nyapu Jalan di Bekasi Tanpa Digaji, Istri Sakit Stroke Bangkit karena Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Santosa Hospital Bandung Central Edukasi Publik Lewat Seminar Jantung |
![]() |
---|
ASI Eksklusif 6 Bulan, Investasi Kesehatan dan Kecerdasan Anak Sejak Dini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.