Berita Viral
Viral Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Beasiswa S3 di Filipina, Pelaku: Uangnya Saya Pakai Trading
Heboh, ratusan orang menjadi korban penipuan program beasiswa doktoral (S3), uang dipakai trading.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Heboh, ratusan orang menjadi korban penipuan program beasiswa doktoral (S3).
Salah satunya adalah Aloysius Bernanda (47) seorang pria asal Bekasi.
Aloysius mengatakan ada ratusan orang yang bernasib sama dengannya.
Baca juga: Fakta-fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami hingga Gempa Lebih dari 2.000 Kali
Ratusan korban yang tertipu program S3 di kampus Fililipa itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"(Total korban) 207, banyak banget. Tersebar dari berbagai daerah, kemarin saya sempat tanya-tanya ada yang dari Aceh, Medan, bahkan dari Papua, Manado, Kalimantan," ujar Loys, panggilan Aloysius saat dihubungi wartawan, Kamis (18/4/2024), dikutip dari Kompas.com.
Loys mengatakan korban dari Bekasi berjumlah lima orang.
Di antara mereka ada yang sepasang suami istri.
"Dari Bekasi itu sebenarnya ada kalau tidak salah lima orang, termasuk saya. Kemudian suami-istri di Rawalumbu, ada satu lagi (rumahnya) di dekat-dekat Cikarang," papar dia.
Diketahui, Loys mendaftar program S3 di Filipina pada Desember 2023.
Akan tetapi hingga kini, perkuliahan tidak kunjung terlaksana sehingga ia menuntut pertanggungjawaban.
Loys melaporkan BTC ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor registrasi LP/B/IV/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota, Senin (8/4/2024).
"Karena dia (penyalur) tadi sudah bilang gagal pendaftaran, kemudian uangnya sudah tidak ada, akhirnya bikin laporan," ucapnya.
Loys mengatakan, laporannya itu didukung oleh para korban lainnya yang masih terus berkomunikasi untuk menuntut pengembalian uang.
"Waktu bikin laporan saya sendiri saja, tapi kami ada beberapa grup, tetap komunikasi untuk para korban ini," kata dia.
Tahu beasiswa dari Media sosial
Loys mengetahui adanya program beasiswa kampus Philipines Women University (PWU) dari iklan di akun media sosial pada November 2024.
Untuk meyakinkan program beasiswa itu benar adanya, Loys pun mengecek keaslian ijazah dari para alumnus PWU angkatan pertama.
"Ada penyerahan ijazah yang alumni ini karena saya juga kerja di kampus kan, saya cek, ini sudah diakui belum ijazahnya, sudah disetarakan belum, ternyata sudah disetarakan," jelasnya.
Dari hasil pengecekan itu, Loys dan para korban lainnya yakin dengan adanya program beasiswa doktoral yang dibuka oleh seorang pria inisial BTC.
Singkatnya, pada bulan Desember 2023, Loys pindah dari batch 4 ke batch 5 karena calon mahasiswa batch 4 sudah mau kuliah.
Loys diminta untuk segera membayar pelunasan pada bulan Desember senilai Rp 30 juta sebelum masuk harga normal pada Januari 2024 seharga Rp 60 juta.
"Sama dia diiming-imingi beasiswa, beasiswa parsial katanya, jadinya cuma bayar Rp 30 juta," tutur Loys.
Loys mulai merasa curiga karena program S3 itu diperpanjang hingga Januari 2024.
Padahal, kuota calon mahasiswa sudah terlalu banyak.
Kecurigaan Loys semakin kuat saat pihak penyalur berencana memindahkan calon mahasiwa S3 batch 5 ke salah satu kampus di Malaysia.
Pelaku pakai uang korban untuk trading
Lebih lanjut, saat Loys meminta uangnya kembali, BTC berdalih bahwa uangnya sudah digunakan untuk trading.
"Sampai akhirnya si pengelolanya Pak B ini bilang, 'Wah uangnya saya pakai untuk trading dan saya loss', sudah semakin marah kita (para korban)," ujar Aloysius saat dihubungi wartawan, Kamis (18/4/2024), dikutip dari Kompas.com.
Loyw mengatakan, banyaknya alasan yang dilontarkan BTC ketika para korban menuntut pertanggungjawaban.
Hingga akhirnya, BTC pun mengaku tidak bisa membayar dan pasrah jika dipenjara.
"Terus akhirnya (BTC bilang), 'Saya tidak bisa membayar, saya bersedia dipenjara', macam-macam (alasan). Itu kira-kira (ngomong) di bulan Maret," tuturnya.
Baca juga: Viral Modus Penipuan Salah Transfer ke Rekening Pribadi, Data Bisa Dipakai Pinjol, Ini Kata Pakar
Dari situ, lanjut Aloysius, dia dan ratusan korban lainnya curiga bahwa BTC diduga telah melakukan tindak pidana penipuan lewat program beasiswa S3 ke Filipina.
"Akhirnya di situ kami semakin yakin bahwa ini sudah tidak beres berarti," ucapnya.
Aloysius mengaku pernah mendatangi tempat tinggal BTC di Apartemen Mutiara Bekasi. Namun, BTC disebut tidak berani menemui para korbannya.
"Sekarang saya enggak tahu dia di mana. Yang jelas kami pernah datang ke apartemennya, beliau enggak mau menemui," ucapnya.
Akhirnya, Aloysius melaporkan BTC ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor registrasi LP/B/IV/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota, Senin (8/4/2024).
"Kami sih berharap uangnya kembali saja ya, tapi kan dari pengelola juga mulai susah dihubungi segala macam seperti itu," paparnya.
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
| Viral, Pria di Jakarta Selatan Nekat Bergelantungan di Kabel Gara-Gara Ingin Pulang Kampung |
|
|---|
| Viral Peserta TKA 2025 Live TikTok saat Ujian, Kemendikdasmen: Ada Sanksi Jika Terbukti Melanggar |
|
|---|
| Viral WN Korea Selatan Ngamuk di Taksi Online saat Terjebak Macet 2 Jam di Jaksel, Sopir Buka Suara |
|
|---|
| PT KAI KAI Resmi Batalkan Platform Fee Rp3.000 saat Beli Tiket Kereta Api di Aplikasi KAI Access |
|
|---|
| Kisah Pilu Randika Pria yang Pernah Viral Ingin Dipenjara Tewas di Cilacap, Berikut Fakta-faktanya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-penipuan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.