Kenyal Manis Es Goyobod di Alun-alun Tanjungsari yang Diserbu Warga Sumedang
Es goyobod adalah minuman semacam es campur yang material khususnya adalah jelly yang terbuat dari tepung kanji (aci).
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Es goyobod adalah minuman semacam es campur yang material khususnya adalah jelly yang terbuat dari tepung kanji (aci). Jelly itulah yang dinamakan goyobod.
Di Tanjungsari, Sumedang, ada gerobak penjual es goyobod yang setiap hari mangkal. Lokasinya di Alun-alun Tanjungsari. Selama Ramadan ini, goyobod laris manis, semanis rasanya.
Gerobak motor es goyobod itu milik Asep Kusnandar (37), warga Desa/Kecamatan Tanjungsari. Dia adalah generasi ketiga usaha es goyobod yang dirintis keluarganya sejak 1970.
Asep sendiri memegang gerobak di lokasi keempat, tiga lokasi lainnya berada di sejumlah titik di Tanjungsari seperti pasar dan Alun-alun. Perintis usaha yang ditekuni asep itu adalah mertuanya, Abah Ono (72).
Baca juga: Yuk Tengok 10 Menu Takjil Ramadhan Khas Jawa Barat, Termasuk Kurupuk Banjur dan Es Goyobod
"Puasa ini keuntungan dua kali lipat, ya meski harus memberikan ekstra gula dalam setiap bungkusnya. Orang beli sore misalnya, baru disantap magrib, otomatis esnya mencair, makanya harus ekstra gula," kata Asep saat dijumpai TribunJabar.id, Minggu (31/3/2024).
Asep mengatakan, di luar bulan puasa, dia juga mangkal di Alun-alun Tanjungsari. Biasanya mulai pukul 09.00 hingga bahan jualan habis. Bulan puasa ini, dia mangkal mulai pukul 15.00 hingga magrib.
"Memang lebih singkat jualan waktu puasa ini dan goyobod yang dihabiskan sekitar 100-150 porsi," katanya.
Jika di bulan biasa dia menghabiskan adonan tepung kanji 2 kilogram dan gula putih 10 kilogram, di bulan puasa naik 50 persen. Tepung kanji 3 kilogram dan gula 15 kilogram. Satu bungkus es goyobod dijual Rp5 ribu.
Baca juga: Viral Jalan Tiba-tiba Sepi saat Polisi Berseragam Bagi-bagi Takjil, Perekam: Orang Kira Sweeping
Asep mempertahankan kualitas dengan tidak mau menggunakan pemanis buatan dan dalam membuat adonan, selalu menggunakan aci atau tepung kanji dengan kualitas terbaik, sehingga warna goyobodnya putih cerah dan enak.
"Kalau pakai pemanis buatan jadi pahit, ini gula asli dengan sedikti campuran air. Ya puasa ini, omzet Rp500 ribu setiap harinya," kata Asep yang berjualan ditemani anaknya.
Soal kualitas, Asep tidak main-main, bukan saja bahan aci dan gula, tapi juga penyerta lainnya seperti parutan kelapa dan merek susu yang harus tetap.
"Wah, pelanggan banyak. Yang jauhnya pelanggan dari Rancakalong, Sumedang, Jatinangor, Haurngombong, kadang ada pesanan hajatan juga," katanya.
Sopyan (30), warga Cikubang, Desa Citali, Kecamatan Pamulihan berbelanja es goyobod pada gerobak Asep. Dia membeli 10 bungkus.
"Sudah jadi langganan, enak dan mantap. Saya beli 10 bungkus, buat keluarga. Es goyobod Bah Ono ini beda, ini lebih enak harganya juga terjangkau," katanya. (*)
AHY Dorong Pengembangan PLTS Terapung di Bendungan Jatigede untuk Ketahanan Energi |
![]() |
---|
AHY Senang Sambangi Sumedang Lagi, Resmikan Jalan Lingkar Utara Jatigede, Berharap Ekonomi Meningkat |
![]() |
---|
Seribu Penari Umbul Buka Peresmian Jalan Lingkar Utara Jatigede Sumedang |
![]() |
---|
Penataan Jatinangor hingga Jalan Ambles Surian Jadi Usulan Bupati Sumedang ke KDM |
![]() |
---|
Wabup Fajar Aldila Lepas Ekspor Jaring Sabut Kelapa Kreasi Warga Binaan Lapas Kelas II B Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.