Santri Jatuh dari Lantai 3 di Tasik

BREAKING NEWS: Santri Yatim Piatu di Tasikmalaya Jatuh dari Lantai 3: Mah, Pa, Aa Sudah Hafal 30 Juz

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, segera menyoroti kasus tersebut setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Ilustrasi. Seorang santri yang masih berusia 16 tahun jatuh dari lantai 3 bangunan salah satu pondok pesantren yang berlokasi di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (24/3/2024). 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Seorang santri yang masih berusia 16 tahun jatuh dari lantai 3 bangunan salah satu pondok pesantren yang berlokasi di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (24/3/2024).

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, segera menyoroti kasus tersebut setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat.

“Anak ini merupakan seorang hafiz yatim piatu, usianya baru 16 tahun. Diduga ada pergulatan batin ya, tapi ini masih dugaan, karena saat hari libur beberapa waktu lalu, santri lain dijemput orang tuanya, anak ini tidak ada yang jemput karena yatim piatu,” ucap Ato kepada TribunPriangan.com melalui sambungan telepon pada Selasa (26/3/2024).

Setelah jatuh, kata Ato, santri hafiz tersebut segera dilarikan ke IGD RSUD terdekat.

“Saat ini masih belum sadarkan diri, masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sudah datang juga pihak keluarganya, mereka akan fokus terhadap pemulihan korban,” ujarnya.

Ato juga mengungkapkan bahwa sore nanti pihaknya akan bertemu dengan pimpinan pondok pesantren tersebut.

“Untuk masalah ini kan ada keterlibatan perihal anak-anak ya, jadi memang kami juga perlu kehati-hatian, mulai dari investigasinya hingga penyampaian informasinya,” kata Ato.

Secara terpisah, Kasatreskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, mengatakan, tak lama setelah peristiwa tersebut terjadi, santri hafiz tersebut sempat meracau saat dilarikan ke IGD rumah sakit.

“Iya, salah satu saksi yang mengantar korban ke IGD sempat mendengar korban yang sedang tidak sadarkan diri itu meracau,” ujarnya.

Saat itu, tambah Ridwan, korban meracau lirih, 'Mah, Pa, Aa atos khatam hafalan 30 juz, Aa bade ngajemput Mamah-Bapa di surga (Mah, Pak, Aa sudah hafal 30 juz, Aa mau menjemput Mamah dan Bapak di surga).

Perihal kejadian tersebut, pihak kepolisian juga sudah melakukan wawancara terhadap sejumlah saksi serta memeriksa rekaman CCTV yang menunjukkan detik-detik korban terjatuh.

“Diduga ada unsur kesengajaan karena pada saat pukul 14.30 WIB, Minggu (24/3/2024) lalu, saat itu jam-jam istirahat ya. Nah, dari rekaman CCTV, korban terlihat kebingungan dan berdiri sendirian di lokasi kejadian,” ujar Ridwan.

“Korban juga bahkan terlihat sempat mundur beberapa langkah lalu berlari ke arah ujung tangga, terus melompat ke bawah hingga terjatuh ke lantai dasar gedung," lanjutnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya di TKP, tambah Ridwan, sejumlah saksi dan pihak sekolah mengatakan bahwa korban merupakan santri berprestasi dan tidak memiliki masalah dengan siapa pun.

Korban juga merupakan hafiz atau penghafal Al-Quran sebanyak 30 juz.

“Bahkan, korban sempat mempersembahkan hafalan 30 juz-nya itu untuk kedua orang tuanya yang sudah meninggal,” kata Ridwan. (*)

#TribunBreakingNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved