Saat Petani Kolang-kaling di Ciamis Banjir Pesanan di Bulan Ramadhan, Sehari 1 Kuintal

Di bulan Ramadhan seperti saat ini, ada makanan khas yang sering disajikan untuk menu berbuka puasa, yakni berbahan dasar kolang-kaling.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Ai Sani Nuraini
Ibu-ibu saat mengupas kolang-kaling di Dusun Awilarangan, Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Kamis (14/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Di bulan Ramadhan seperti saat ini, ada makanan khas yang sering disajikan untuk menu berbuka puasa, yakni berbahan dasar kolang-kaling.

Banyak olahan yang bisa dibuat dengan bahan kolang-kaling, misalnya kolak kolang-kaling dan manisan kolang-kaling.

Kolang-kaling juga sering dijadikan sebagai bahan atau topping es campur dan sop buah.

Dengan begitu, saat ini para petani kolang-kaling di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kebanjiran pesanan dari berbagai kalangan seperti pedagang dan perseorangan.

Ade Suryaman salah satunya. Petani kolang-kaling di Dusun Awilarangan, Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, itu mengakui permintaan kolang-kaling dalam satu hari di bulan Ramadhan tahun ini bisa mencapai satu kuintal.

"Tahun ini permintaan kolang-kaling meningkat, contohnya dalam satu hari kami dapat permintaan bahan baku kolang-kaling satu kuintal banyaknya," ujar Ade kepada Tribun, Kamis (14/3/2024).

Berbeda dari hari-hari biasanya, kebutuhan kolang-kaling paling hanya 30 sampai 50 kilogram.

Menurut Ade, hal ini sudah menjadi tradisi di bulan Ramadhan bahwa permintaan kolang-kaling akan meningkat.

Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat itu, Ade melibatkan ibu-ibu rumah tangga untuk jasa mengupas buah aren tersebut setelah direbus kemudian dikupas sehingga menjadi kolang-kaling yang siap dipasarkan.

"Permintaan dalam sehari rata-rata satu kuintal itu kadang bisa dipenuhi dua hari sekali, pesanan dari pasar-pasar seperti Pasar Ciamis, Sadananya, Pasar Cikapas, dan ada juga yang ke sini diambil," imbuhnya.

Ade mengakui harganya cukup tinggi, yaitu di angka Rp 12 ribu per kilogram, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp 7 ribu per kilogram.

"Alhamdulillah harganya juga tinggi untuk kami," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved