Satu Keluarga di Penjaringan Sengaja Akhiri Hidup, Psikolog Klinis Singgung Tiga Faktor ini

Menurut psikolog klinis dewasa, Nirmala Ika Kusumaningrum, M.Psi, kasus bunuh diri tidak bisa dilihat dari satu aspek saja. 

Fahmi Ramadhan/tribunnews
Kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) satu keluarga akhiri hidup di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024) - Fahmi Ramadhan 

TRIBUNJABAR.ID - Insiden satu keluarga sengaja akhiri hidup di Apartemen Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara, membuat banyak pihak merasa miris. 

Banyak pihak mempertanyakan kasus bunuh diri yang terjadi. 

Ada yang mengaitkan dengan masalah sosial hingga ekonomi semisal melambungnya harga pangan, sulitnya berinteraksi dan bertahan hidup, hingga permasalahan utang. 

Namun, menurut psikolog klinis dewasa, Nirmala Ika Kusumaningrum, M.Psi, kasus bunuh diri tidak bisa dilihat dari satu aspek saja. 

Menurut Nirmala, aspek sosial memang juga punya pengaruh untuk mendorong seseorang mengakhiri hidupnya. 

Tapi ada aspek lain yang juga penting untuk dilihat.

Jika aspek ini bergabung, maka bisa memicu korban melakukan aksi nekat.  

Pertama, kata Nirmala, aspek personal. Menurutnya, upaya mengakhiri hidup sendiri bukanlah keputusan yang mudah.

"Jadi untuk bunuh diri bukan hal yang mudah ya. Sehingga orang memutuskan untuk melakukan hal itu biasanya masalah sudah berlapis. Tidak hanya satu lapis," ungkapnya saat diwawancari Tribunnews, Minggu (10/4/2024). 

Bisa saja orang tersebut telah menghadapi situasi berat hingga berkali-kali. Keadaan ini tentu turut memengaruhi kondisi psikisnya. 

Kondisi psikis ini juga berisiko memunculkan bibit atau bahkan sudah mengalami gangguan kesehatan mental itu sendiri. 

Sumber dari bibit atau masalah kesehatan mental ini munculnya pun beragam. 

"Misalnya kita berasal dari keluarga yang memang punya keluarga skizofrenia atau depresi. Apakah akan bunuh diri? Tentu belum ya, tetapi kita punya bibitnya. Kasarnya kaya begitu," paparnya.

Faktor personal menurut Nirmala jauh lebih besar dibandingkan dari faktor sosial. 

"Karena kondisi personal itu kan yang membuat akhirnya (punya) daya juang, lenting gak si orang-orang ini," jelasnya. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved