Pleno KPU Purwakarta & Karawang Tuntas, Raihan Suara Dedi Mulyadi Sulit Dikejar Caleg di Indonesia
Raihan suara Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai Caleg DPR RI dari Partai Gerindra untuk Dapil Jabar VII terus mengalami kenaikan.
TRIBUNJABAR.ID – Raihan suara Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai Caleg DPR RI dari Partai Gerindra untuk Dapil Jabar VII terus mengalami kenaikan. Data terkini sudah mencapai 355.710 suara.
Dari hasil rapat akhir (100 persen) pleno KPU Kabupaten Purwakarta pada Minggu 3 Maret 2024 yang ditandatangani oleh seluruh pihak, Dedi Mulyadi meraih total 125.161 suara.
Sementara hasil rapat pleno KPU Kabupaten Karawang yang baru saja selesai pada Selasa 5 Maret 2024, dari 100 persen data yang masuk, Dedi Mulyadi meraih 133.329 suara.
Sedangkan untuk penghitungan suara di KPU Kabupaten Bekasi masih berjalan sekitar 85,4 persen. Dari hasil tersebut Dedi Mulyadi sudah mengantongi 97.220 suara.
“Untuk pleno Purwakarta dan Karawang sudah selesai, tinggal Bekasi masih berjalan. Dari KPU Purwakarta, Karawang dan Bekasi total data masuk 90,8 persen dengan raihan 355.710 suara ,” kata Tim Sigidig Kang Dedi Mulyadi, Hasyim Arianto, Rabu 6 Maret 2024.
Hingga saat ini raihan suara tersebut menjadi yang tertinggi tidak hanya di Dapil Jabar VII tapi juga untuk Caleg seluruh Indonesia. Bahkan hal itu telah diakui oleh Gus Miftah yang memberikan selamat langsung ke Dedi Mulyadi sebagai Caleg Gerindra dengan peraih suara terbanyak secara nasional.
Melihat kondisi ini tampaknya raihan suara Dedi Mulyadi akan sulit dikejar oleh caleg lain di Indonesia. Berdasarkan data Sirekap KPU pada Senin (4/3/2024) dari 83,05 persen data yang masuk misalnya, caleg suara tertinggi tertulis atas nama Edhie Baskoro Yudhoyono yang meraih 253.927 suara. Putra bungsu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini nyaleg dari Dapil Jatim VII.
Dedi Mulyadi sendiri kini lebih mengandalkan Sigidig sebagai tolok ukur penghitungan suara. Sebab aplikasi Sirekap yang dimiliki KPU kerap mengalami masalah sehingga dari segi akurasi dan kecepatan update data masih kurang efektif.
Sigidig sendiri merupakan istilah yang diambil dari bahasa Sunda yakni gidig atau ngagidig. Dalam bahasa Indonesia gidig atau ngagidig berarti berjalan penuh semangat. Sigidig bisa diartikan sebagai cara jemput bola menghimpun data di lapangan yang telah disepakati oleh semua pihak.
“Kalau Sirekap ternyata memusingkan kita maka yang terbaik adalah Sigidig, sistem pemilu dengan mengumpulkan data dengan cara ngagidig,” kata Kang Dedi Mulyadi.
KABAR Gembira untuk Penunggak PBB di Kota Bandung, Akan Dihapus, Tapi Ada Kriterianya |
![]() |
---|
Pengamat Ekonomi Unpas Nilai Penghapusan Tunggakan PBB Harus Dilakukan dengan Hati-Hati |
![]() |
---|
Sosok Dea Permata Korban Pembunuhan di Purwakarta di Mata Kakak Iparnya, Sempat Curhat soal Teror |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Ungkap Cara Cerdik Selesaikan Masalah Lahan Sewaan 109 SMA dan SMK Negeri: Tuntas 2026 |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Dorong Subang Bangun RS di Pantura Imbas Banyak Warga Berobat ke Karawang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.