Fenomena Monyet Ekor Panjang Masu ke Permukiman Warga di Bandung, Ini 3 Kemungkinan penyebabnya
Kawanan monyet itu masih terlihat di permukiman dan area lain. Mereka berpindah-pindah dari genting, kabel, sampai masuk area luar rumah
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua museum zoologi sekolah ilmu dan teknologi hayati ITB, Ganjar Cahyadi menyebut ada tiga kemungkinan penyebab monyet ekor panjang berkeliaran atau turun ke pemukiman warga di Kota Bandung pada Rabu (28/2/2024).
Kawanan monyet itu masih terlihat di permukiman dan area lain. Mereka berpindah-pindah dari genting, kabel, sampai masuk area luar rumah warga.
"Kemungkinan pertama, kelompok monyet merasakan ada tanda bahaya dari alam sampai menjauh dari habitatnya. Jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan biasanya relatif cepat, karena primata itu memiliki insting yang lebih kuat," katanya, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: Viral Video Kelompok Monyet Berkeliaran di Kota Bandung, Ada di Pemukiman hingga Jalan Raya
Namun, jika tak ada kejadian bencana maka penyebabnya kemungkinan hal lain, semisal hewan tersebut mencari makan ke tempat lain karena di tempat sebelumnya sumber daya makanan menipis sementara populasinya banyak.
"Kemungkinan ketiga, ya adanya kompetisi dengan kelompok monyet lainnya. Hewan ini membentuk kelompok-kelompok. Biasanya satu jantan ketuai satu kelompok. Apabila penyebabnya adalah kompetisi antarkelompok, maka satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya. Dan, bisa jadi kawasan perkotaan itu dianggap 'kosong' atau tidak dikuasai oleh kelompok lain," ujarnya.
Monyet ekor panjang, lanjutnya, memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang lebih tinggi daripada primata lainnya. Sehingga, pergerakannya cenderung bebas hingga ke area permukiman.
"Mereka dapat bergerak dengan bebas di perkotaan meski tidak ada vegetasi sehingga dapat naik ke genteng, kabel, dan sebagainya," katanya.
Ketika monyet ekor panjang memasuki permukiman, dia mengimbau warga agar tidak mengganggu, menyudutkan, atau memberi makan mereka.
Hal ini dilakukan agar hewan tersebut tidak mengalami perubahan perilaku yang mengancam manusia.
"Jika diberi makanan, monyet bisa jadi tidak takut lagi kepada manusia. Bahkan sebaliknya meminta-minta makanan hingga pergeseran perilaku seperti 'mencuri', misalnya, ketika ada warga yang membawa tentengan, mereka mengejar karena mengira itu makanan," ujarnya.
Baca juga: Kawanan Monyet Ekor Panjang Hebohkan Warga Bandung Hadir ke Permukiman dan Berpindah-pindah
Selama tidak mengganggu dan membahayakan seperti mencakar atau menggigit, warga diimbau untuk membiarkan saja hewan tersebut.
"Meski mereka primata arboreal (primata yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan), mereka pun bisa juga berpindah di atas tanah bahkan bisa juga berenang. Karena itu, jika diberi ruang seperti diberi makan, diganggu, dan disudutkan, khawatirya akan mengubah perilakuknya sehingga lebih mengancam manusia," katanya.
Dia mengatakan, ketika hewan tersebut tidak menemukan kondisi ideal untuk tinggal di perkotaan, mereka akan kembali lagi ke tempat asalnya.
"Secara alami mereka tinggalnya di sana, tidak di sini (permukiman warga)," katanya.(*)
Baca juga: ASN yang Siksa Monyet di Singkawang Ternyata Konsumsi Narkoba sebelum Buat Konten, Ada Barang Bukti
Cegah Keracunan MBG, Sekolah di Bandung Bentuk Tim Koordinator untuk Jaga Kualitas Makanan |
![]() |
---|
PR Berat Kota Bandung di Momen Hari Jadi ke-215: Angka Pengangguran Tinggi |
![]() |
---|
Ini Hasil Mediasi Alumni dan SMK Pasundan 2, Polisi Sebut Masih Tunggu Laporan dari Sekolah |
![]() |
---|
Rumah Naratif Jadi Wadah Gen Z yang Ingin Eksplorasi Kemampuan Diri |
![]() |
---|
215 Tahun Kota Bandung, Kemacetan Masih Jadi PR yang Harus Segera Diselesaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.