Mengenal Operasi Bariatrik Untuk Pasien Penderita Obesitas

Hal ini dikarenakan dalam pembedahan bariatrik terdapat sensor lapar di lambung yang akan terangakat.

|
istimewa
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif, Dr. dr. Reno Rudiman MSc, Sp.B., SubSp.BD(K), FICS 

"Terutama hal-hal yang  berhubungan dengan lemak, misalnya kolesterol dan trigliserida. Akibat dari ketidakseimbangan tersebut menimbulkan gejala gangguan pankreas yang bisa menyebabkan diabetes, bobot tubuh diatas rata-rata, membuat jantung bekerja lebih keras dengan kadar lemak di dalam darah yang tinggi, menyebabkan darahnya lebih keras bekerjanya dalam memompa hingga jadi hipertensi," ujarnya.

Selain itu juga ketika ukuran perut membesar akan berdampak asam lambung jadi cepat naik. Ketika seseorang obesitas pun  aktivitas fisik dengan bobot tubuh berlebihan akan terganggu seperti sendi lututnya biasanya akan teriritasi.

"Dampak dari hal tersebut pun akan membuat pasien lebih malas untuk olahraga karena olahraga jadi penderitaan tersendiri. Ketika kurang aktivitas olahraga malah menambah obesitas. Rantai itu yang harus diputus dalam pembedahan hingga akhirnya berat badan turun, pasien lebih energik, lebih semangat dan efek ujungnya pasien lebih sehat," ujarnya.

Sama seperti operasi pada umumnya, Dokter Reno pun mengingatkan setiap operasi pasti ada resikonya.

Namun dengan operasi bariatrik ini angka komplikasinya rendah, tim medis di Rumah Sakit Mayapada Bandung memiliki guideline dan SOP yang membuat resiko yang terkandung tidak terjadi. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved