Mengenal Operasi Bariatrik Untuk Pasien Penderita Obesitas

Hal ini dikarenakan dalam pembedahan bariatrik terdapat sensor lapar di lambung yang akan terangakat.

|
istimewa
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif, Dr. dr. Reno Rudiman MSc, Sp.B., SubSp.BD(K), FICS 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perubahan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat membuat penyakit  obesitas di Indonesia semakin meningkat.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan pada 2019 angka obesitas di Indonesia sekitar 14 persen dan kini meningkat menjadi 25-26.

Obesitas pun menjadi permasalahan yang perlu untuk segera ditangani, salah satunya adalah dengan melakukan operasi bariatrik.

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif, Dr. dr. Reno Rudiman MSc, Sp.B., SubSp.BD(K), FICS, FCSI menjelaskan operasi bariatrik adalah jenis tindakan bedah yang tujuannya mengatasi obesitas dengan segala penyakit penyertanya.

Melalui operasi bariatrik ini, kata Dokter Reno, pasien akan berkurang rasa laparnya.

Hal ini dikarenakan dalam pembedahan bariatrik terdapat sensor lapar di lambung yang akan terangakat.

"Jadi makanan yang dikonsumsi oleh pasien hanya bisa masuk sangat sedikit. Penderita yang menjalani operasi ini tidak akan merasa lapar karena sensornya sudah diangkat," dokter Reno saat ditemui di RS Mayapada Bandung, Jalan Terusan Buah Batu No 5, Batununggal, Rabu (7/2/2024).

Dokter Reno mengatakan operasi bariatrik sudah ada sejak tahun 1950-an, dimana saat itu dunia bedah sudah mencoba memperpendek usus, namun memang tidak populer karena penderita penyakit obesitas belum banyak.

Saat ini tren penderita penyakit obesitas pun semakin tinggi, dan pada tahun 1994 mulai muncul pembedahan bariatrik bedah bariatrik laparoskopi

"Ini adalah operasi pemotongan lambung dan usus yang menggunakan alat canggih dan minimal invasif. Prosesnya memakan waktu 2-3 jam dan pasien selama 2-3 hari sudah bisa pulang setelahnya," ujarnya.

Melalui operasi ini metabolisme pasien akan membaik, dan metodenya tidak membuang lemak tubuh.

"Ukuran lambung dan usus akan dimodifikasi sehingga pabrik metabolisme tubuh makanan menjadi sedikit," ujarnya.

Operasi bariatrik ini dilakukan bertujuan untuk membuat metabolisme menjadi lebih baik, sehingga berat badan berkurang dan keluhan yang berhubungan dengan obesotis akan berkurang.

Dokter Reno mengatakan ada beberapa kondisi seseorang harus menjalani operasi bariatrik ini karena disertai penyakit penyertanya seperti diabetes, hipertensi, gangguan asam lambung, gerd, nyeri lutut karena tidak bisa jalan akibat  menahan beban tubuh yang berlebih.

Ia menjelaskan penderita obesitas ini bisanya memiliki cadangan lemak di bagian tubuh yang menumpuk, sheingga membuat ketidak seimbangan segala metabolisme di dalam tubuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved