Jenazah PSK di Surabaya Ditolak Warga Gara-gara Idap HIV, Warga Takut Tertular, Begini Akhirnya

Nasib jenazah PSK di Surabaya ditolak warga hingga tak diurus gara-gara mengidap HIV-AIDS (ODHA) ini tengah menjadi sorotan.

Editor: Hilda Rubiah
Istimewa
Jenazah PSK di Surabaya Ditolak Warga Gara-gara Idap HIV, Warga Takut Tertular, Begini Akhirnya 

"Seperti halnya tahun kemarin. Inisial AS pun nggak ada yang memandikan. Alasannya sama, takut," kata Rini.

Secara terpisah, Heri selaku modin di kampung tempat ES tinggal, mengakui memang kalau masih banyak warga yang merasa takut.

"Ya karena memang penyakit HIV-AIDS itu penyakit yang menakutkan, ya to? 

Meskipun orangnya meninggal, virusnya ikut mati, tapi hatinya peramut (perawat) jenazah ataupun hatinya masyarakat masih ada ketakutan itu," tutur lelaki yang juga guru mengaji di masjid setempat, Selasa (30/01) sore, kepada wartawan di Surabaya.

"Seringnya kejadian itu. Kemudian di wilayah ini kurang adanya sosialisasi tentang HIV, gitu lho. 

Jadinya warga dan pekerja-pekerja seksual itu sepertinya kurang mendapatkan sosialisasi. 

Mendapatkan edukasi itu kayaknya nggak ada," kata Heri.

Heri menyoroti pekerjaan ES sebagai PSK dan juga maraknya prostitusi di daerah tersebut.

Kampung padat penduduk yang salah satu gangnya terdapat beberapa rumah yang menyewakan kamar bebas tamu dan hanya berjarak satu kilometer dari eks lokalisasi Dolly dan Jalan Jarak, dikatakan Heri, sampai sekarang masih eksis beroperasi.

Baca juga: Korban Ada yang Ditawari Jadi PSK, Polda Jabar Ungkap 79 Kasus Perdagangan Orang

Meskipun lokalisasi Dolly sendiri sudah ditutup Walikota Tri Rismaharini pada 11 tahun lampau.

"Dari pihak pemerintahnya sendiri, meskipun lokalisasi Dolly dan lainnya sudah tutup, ternyata [di sini] masih ada [praktik prostitusi liar]. 

Saya katakan ini karena kurang pengawasannya dari Pemkot," kata Heri.

Heri mengeklaim bahwa Modin seperti dia yang merupakan perangkat pekerja sosial yang ditunjuk oleh Dinas Sosial Pemkot Surabaya, masih terus melayani warga sebaik mungkin.

Dia juga mengaku sudah mengetahui prosedur standar untuk menangani jenazah warga yang mengalami sakit seperti AIDS.

"Kami dapatkan ilmunya dari pelatihan dari teman-teman LSM dan modin-modin sebelumnya," paparnya.

"Kami bekerja sama [khusus untuk merawat jenazah perempuan dengan kasus tertentu seperti HIV-AIDS] dengan beberapa LSM." lanjutnya.

"Untuk misalnya jenazahnya warga laki-laki ya kami yang tetap menanganinya. 

Itu tanggung jawab kami sebagai sesama manusia makhluk Allah," pungkas Heri.

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved