DLH Kota Bandung Minta Pengusaha Kafe dan Restoran di Bandung Olah Sampah Mandiri, Ada yang Berhasil
Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meminta para pengusaha kafe dan restoran untuk mengolah sampahnya secara mandiri
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meminta para pengusaha kafe dan restoran untuk mengolah sampahnya secara mandiri.
Hal ini sebagai upaya mengurangi timbunan sampah di Bandung yang sampai sekarang masih ada pembatasan pembuangan ke TPA Sarimukti.
Hal itu diungkap Kepala DLH Kota Bandung, Dudy Prayudi, Rabu (24/1/2024).
Menurutnya, sampah dari kafe dan restoran didominasi sampah organik dan sisanya masih mempunyai nilai jual untuk bisa diolah.
"(Sampah) di kafe dan restoran itu persentasenya 50-60 persen sampah organik dan 40 persennya bernilai jual, semisal botol-botol minuman. Sampah residu dari kafe dan restoran ini sangatlah sedikit sekitar 10 persen," katanya, Rabu (24/1/2024).
Baca juga: Tedy Rusmawan Apresiasi Program Padat Karya Mapag Hujan dan Pengolahan Sampah Organik
Dudy mengajak ke para pengusaha agar mampu mengolah sampah mulai sumbernya.
Bahkan, mesti diupayakan supaya zero waste.
"Prakteknya itu misal di tempat pembuangan sampah, sampahnya masih bercampur. Jadi, kami imbau ke mereka baik yang tergabung dalam asosiasi untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah ini," katanya.
Dudy berharap para pengusaha kafe dan restoran mampu mereplikasi berbagai cerita sukses yang sudah dilaksanakan pengusaha lainnya dengan mengimplementasikanny secara maksimal dalam rangka mengurangi sampah.
"Saya ambil contoh, RM Sindang Reret, mereka mampu mengolah sampahnya. Jadi, ini masalah komitmen saja mau tidak selesaikan sampah dari sumbernya secara mandiri," katanya.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3, Salman Faruq menambahkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampahnya mulai terbangun dan meningkat.
Tercatat dengan adanya penurunan produksi sampah dari pemukiman atau non pemukiman.
Baca juga: Apresiasi Kewilayahan Soal Tangani Sampah di Bandung, Ema Bilang RW 19 Bisa Dijadikan Pilot Project
Awalnya dari 0,63 kilogram per orang dan per hari, kini hanya 0,54 kilogram per orang dan per harinya.
"Ini bukti adanya kesadaran setiap orang untuk bijak dalam kelola sampahnya. Tapi, perlu sosialisasi dan gerak nyata, karena masih terjadi pembatasan pengiriman sampah ke TPA," ujarnya.
Dapur MBG di Berbagai Wilayah Rata-rata Hasilkan 10 Kilogram Sampah Per Hari |
![]() |
---|
Jalan Gedung Sate Bau Kotoran Kuda Bekas Kirab, Petugas Kebersihan Berjibaku Ubah jadi Bau Sereh |
![]() |
---|
Bandung Belum Merdeka dari Sampah, 40 Truk Per Hari Tak Terangkut ke TPA Sarimukti |
![]() |
---|
Cimahi Hasilkan 250 Ton Sampah Sehari: 119 Ton ke TPA Sarimukti, Pemkot Putar Otak Tangani Sisanya |
![]() |
---|
Pemkot Cimahi Pastikan Pengangkutan Sampah Aman Meski Ada Aturan Baru di TPA Sarimukti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.