DLH Kota Bandung Minta Pengusaha Kafe dan Restoran di Bandung Olah Sampah Mandiri, Ada yang Berhasil

Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meminta para pengusaha kafe dan restoran untuk mengolah sampahnya secara mandiri

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMMAD NANDRI PRILATAMA
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudy Prayudi di Balai Kota Bandung, Selasa (26/9/2023). Ia mengatakan, Dudy Prayudi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meminta para pengusaha kafe dan restoran untuk mengolah sampahnya secara mandiri.

Hal ini sebagai upaya mengurangi timbunan sampah di Bandung yang sampai sekarang masih ada pembatasan pembuangan ke TPA Sarimukti.

Hal itu diungkap Kepala DLH Kota Bandung, Dudy Prayudi, Rabu (24/1/2024).

Menurutnya, sampah dari kafe dan restoran didominasi sampah organik dan sisanya masih mempunyai nilai jual untuk bisa diolah.

"(Sampah) di kafe dan restoran itu persentasenya 50-60 persen sampah organik dan 40 persennya bernilai jual, semisal botol-botol minuman. Sampah residu dari kafe dan restoran ini sangatlah sedikit sekitar 10 persen," katanya, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Tedy Rusmawan Apresiasi Program Padat Karya Mapag Hujan dan Pengolahan Sampah Organik

Dudy mengajak ke para pengusaha agar mampu mengolah sampah mulai sumbernya.

Bahkan, mesti diupayakan supaya zero waste.

"Prakteknya itu misal di tempat pembuangan sampah, sampahnya masih bercampur. Jadi, kami imbau ke mereka baik yang tergabung dalam asosiasi untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah ini," katanya.

Dudy berharap para pengusaha kafe dan restoran mampu mereplikasi berbagai cerita sukses yang sudah dilaksanakan pengusaha lainnya dengan mengimplementasikanny secara maksimal dalam rangka mengurangi sampah.

"Saya ambil contoh, RM Sindang Reret, mereka mampu mengolah sampahnya. Jadi, ini masalah komitmen saja mau tidak selesaikan sampah dari sumbernya secara mandiri," katanya.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3, Salman Faruq menambahkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampahnya mulai terbangun dan meningkat.

Tercatat dengan adanya penurunan produksi sampah dari pemukiman atau non pemukiman.

Baca juga: Apresiasi Kewilayahan Soal Tangani Sampah di Bandung, Ema Bilang RW 19 Bisa Dijadikan Pilot Project

Awalnya dari 0,63 kilogram per orang dan per hari, kini hanya 0,54 kilogram per orang dan per harinya.

"Ini bukti adanya kesadaran setiap orang untuk bijak dalam kelola sampahnya. Tapi, perlu sosialisasi dan gerak nyata, karena masih terjadi pembatasan pengiriman sampah ke TPA," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved