Banjir Kota Bandung

Cucu Sempat Terbawa Arus Saat Banjir Tiba-tiba Menerjang Kampung Lamajang Peuntas Bandung

Air masih menggenang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (12/1/2024).

Editor: Giri
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Kondisi banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (12/1/2024) pagi. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Air masih menggenang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (12/1/2024).

Belasan rumah rusak. Beberapa lainnya roboh.

Sebelumnya, banjir besar yang kembali menerjang Dayeuhkolot, Kamis (11/1) sore membuat sebagian wilayah di Kampung Lamajang Peuntas seperti kampung mati.

Rumah-rumah kosong ditinggal para penghuninya yang mengungsi.

Puluhan sepeda motor hanyut saat banjir menerjang. Sebagian belum ditemukan. 

"Airnya langsung tinggi, hingga pintu. Saya bahkan sempat terbawa arus, " ujar Cucu (38), warga RT 01/17, Kampung Lamajang Peuntas.

Banjir bandang, Kamis lalu, ujar Cucu, besar sekali.  

"Biasanya paling tinggi satu meter. Tapi kalau kemarin, air nyampe ke atap. Air langsung besar, saya sempat terseret 50 meteran," kata Cucu.

Beruntung, ujarnya, ia bisa selamat. 

"Tapi, tangan dan kaki luka-luka, pada baret. Saya megang pagar, megang apa saja supaya tak terbawa arus," ujar Cucu.

Saking derasnya air, ujar Cucu, banyak dinding rumah warga yang jebol.

"Rumah yang jebol mungkin ada belasan di RT 1. Belum di RT lainnya, " kata Cucu, yang sepeda motornya juga masih hilang karena terseret banjir.

Baca juga: Kisah Pilu Kustini, Wanita Ojol yang Motornya Terbawa Banjir Bandang di Lamajang Peuntas Bandung

"Susah nyarinya, mungkin tertutup lumpur. Banyak sampah juga," ujarnya.

Agus (41), tetangga Cucu, mengatakan  ada 10 mobil di kampung mereka yang tersendam.

"Di area RT 1 dan di belakang, kalau motor banyak, yang belum ditemukan sekarang juga mungkin ada puluhan," ujarnya.

Hujan deras sepanjang Kamis sore hingga malam juga membuat bibir tanggul Sungai Cigede, Dayeuhkolot, jebol hingga menimbulkan banjir hebat yang menerjang Kampung Lamajang Peuntas dan sekitarnya. 

Untuk menangani tanggul yang jebol, rencananya sementara akan digunakan dulu geobag. 

"Untuk menangani banjirnya, air akan disedot menggunakan mobil khusus dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), tapi bertahap," imbuh ujar Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, saat meninjau lokasi banjir di Kampung Lamajang Peuntas, kemarin.

Ia mengatakan, sedikitnya 2.000 rumah warga di Dayeuhkolot terdampak. 

"Artinya lebih kurang 2.000 KK sudah disiapkan tempat pengungsian sementara di SMPN 1, saat ini sudah ada 200 orang. Kami juga menyiapkan dapur umum,  air bersih, dan Pak Kapolres akan mengumumkan kepada mereka yang masih di dalam rumah, kalau ingin segera dievakuasi bisa telepon ke nomor 110." ujarnya. 

Kemarin, akses jalan dari Bojongsoang menuju Dayeuhkolot  masih tak bisa dilalui sepeda motor dan mobil kecil karena ketinggian air di jalan itu masih sekitar 40 centimeter bahkan lebih.

Selain itu, jalan dari Mohammad Toha ke Dayeuhkolot juga masih terendam banjir. Banjir juga masih terjadi di dekat Pasar Dayeuhkolot.

Baca juga: Dua Ribu Lebih Rumah Terdampak Banjir Bandang, Baru Ratusan Orang Mengungsi di SMPN 1 Dayeuhkolot

Kampung Braga

Hujan deras yang mengguyur Bandung Raya, Kamis, juga membuat Kampung Braga, Kota Bandung terendam. Kemarin, banjir di Kampung Braga sudah surut. Warga yang semula mengungsi mulai kembali ke rumahnya masing-masing.

Warga juga mulai bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir.

Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin, mengatakan ada sekitar 400 KK atau 857 jiwa yang terdampak banjir di Jalan Braga.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian membuka posko Kesehatan untuk korban banjir di depan Hotel Gino Peruci. 

"Posko kesehatan untuk sementara di mobil ambulans karena tak ada tempat lagi, kondisi masih darurat," ujar Anhar.

Anhar mengatakan,  belum ada warga yang sakit  mungkin masih sibuk beres beres pasca banjir

"Biasanya korban banjir berobat setelah dua tiga hari pascabanjir, sakit pegel pegel, gatal dan diare," ujar Anhar.  (lutfi ahmad mauludin/syarif abdussalam/tiah sm)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved