Jalan Butut Tak Kunjung Diperbaiki, Warga di Pelosok KBB Ancam Tolak Datang ke TPS Pada Pemilu 2024

Jalan butut tak diperbaiki, warga Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengancam tidak akan datang ke TPS.

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Kondisi jalan Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berbatu. Warga setempat mengancam tidak akan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos pada Pemilu 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Warga Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengancam tidak akan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos pada Pemilu 2024.

Ancaman tersebut sebagai bentuk protes karena ruas Jalan Poros Desa Tegalega Badogol, Desa Cilangari yang rusak selama bertahun-tahun tak kunjung diperbaiki dan saat ini jalan tersebut hanya menyisakan bebatuan dan tanah.

Jalan sepanjang 4 kilometer itu dikeluhkan warga karena banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh pada musim hujan, apalagi ruas jalan yang setiap hari dilintasi warga tersebut memiliki turunan yang sangat curam.

"Jadi dengan kondisi jalan seperti itu, warga tidak akan menggunakan hak pilih jika pemerintah tidak melakukan perbaikan sebelum pencoblosan," ujar warga setempat Rahmat (56) saat dihubungi, Kamis (4/1/2023).

Rahmat yang merupakan warga Kampung Pasir Lemo, RT 2/4, Desa Cilangari tersebut sudah merasa kesal dengan kondisi jalan tersebut karena meski statusnya jalan desa, tetapi jadi akses utama bagi warga Desa Cilangari.

Ia mengatakan, jalan ini menghubungkan Desa Bunjiaya, Sirnajaya, Gununghalu, dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu. Bahkan jalan ini juga menyambungkan Desa Sukasirna, Kecamatan Campaka Mulya, Kabupaten Cianjur.

"Harusnya jalan ini sudah bukan lagi jalan desa, tapi ditingkatkan menjadi jalan kabupaten. Waktu itu ada tim sukses calon presiden datang ke Cilangari untuk minta dukungan," kata Rahmat.

Meski sudah didatangi tim sukses calon presiden, kata dia, warga tidak mau terbujuk rayuan, sehingga warga pun meminta jalan tersebut diperbaiki dahulu, kemudian akan memberikan dukungan.

"Pokoknya selama jalan ini tidak diperbaiki, warga sudah sepakat tidak akan datang ke TPS (untuk mencoblos)," ucapnya.

Kepala Desa Cilangari, Sabana, mengatakan bahwa di wilayahnya terdapat 7.260 warga yang memiliki hak pilih dan sejumlah tokoh masyarakat sudah menyuarakan tak akan menggunakan hak pilihnya jika jalan tidak segera diperbaiki.

"Jalan poros ini merupakan jalur ekonomi, jadi warga Sirnajaya mengangkut material dan produk pertanian selalu menggunakan akses jalan ini. Jadi memang, ini jalan vital untuk aktivitas ekonomi warga," kata Sabana.

Ia mengatakan, Jalan Poros Desa Tegalega Badogo ini terakhir diaspal pada 2014 dengan menggunakan dana desa karena sejak Indonesia merdeka, jalan tersebut belum pernah sekalipun dilakukan pengaspalan.

Kemudian pihak desa, kata Sabana, kembali melakukan perbaikan jalan itu pada 2020 lalu, namun rencana itu tidak terealisasi akibat pandemi Covid-19 yang mengharuskan dana desa digunakan untuk penanganan dampak Covid-19.

"Saat itu, kami mendapatkan dana desa sekitar Rp1,6 miliar. Rencananya sebagian dari dana itu digunakan untuk perbaikan jalan, namun terjadi pandemi sehingga sekitar Rp800 juta dialihkan ke penanganan dampak Covid-19," ucapnya.

 


Foto istimewa dok warga : Jalan Poros Desa Tegalega Badogol, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB yang kondisinya rusak.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved