UPDATE Gempa Jepang, Enam Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi magnitudo 7,6 yang mengguncang Jepang pada Senin (1/1/2024).
TRIBUNJABAR.ID - Enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi magnitudo 7,6 yang mengguncang Jepang pada Senin (1/1/2024).
Dikutip dari Reuters, setidaknya 30 orang juga terluka akibat gempa bumi itu.
Langit-langit di ruang tamu pachinko di Prefektur Toyama dilaporkan runtuh dan melukai delapan orang, dua di antaranya serius.
Pihak berwenang juga menutup jalan raya di dekat pusat gempa, sementara aliran listrik terputus.
Lebih dari 97 ribu orang di sembilan prefektur diperintahkan untuk mengungsi, menurut Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana.
Sekitar 1.000 orang dievakuasi ke pangkalan Pasukan Bela Diri Udara (SDF) di Wajima.
SDF juga mengirimkan anggotanya dalam misi bantuan bencana sebagai tanggapan atas permintaan Gubernur Ishikawa, Hiroshi Hase.
Baca juga: Gempa Bumi Berkekuatan M3,7 Terjadi Pagi Ini di Pangandaran, Berpusat di Laut dengan Kedalaman 14 Km
Dilansir dari Asia Nikkei, mekanisme yang memicu gempa besar pada Senin itu masih belum diketahui secara pasti.
Namun, para peneliti menduga, pergerakan air bawah tanah berkontribusi pada ketidakstabilan seismik di wilayah itu.
Hal tersebut diketahui karena tanah terangkat, dengan pusat gempa yang bergeser.
Profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Planet Tokyo Institute of Technology, Junichi Nakajima, mengatakan, naiknya air bawah tanah dapat masuk ke dalam patahan.
Air bawah tanah itu kemudian membuat patahan tersebut menjadi licin dan bisa memicu gempa.
Analisis para peneliti terhadap gelombang seismik menunjukkan bahwa air terakumulasi pada kedalaman 20-30 kilometer.
Baca juga: WNI di Jepang Mengungsi ke Masjid Pascagempa Magnitudo 7,4, Kaget Seisi Kamar Berhamburan
Jika air tersebut naik hingga sekitar 10-15 kilometer, kemungkinan besar akan menyebabkan gempa bumi.
"Hampir tidak ada kasus yang teramati tentang kawanan gempa bumi yang melebihi magnitudo 7," ujar Nakajima
Peneliti dari Institut Penelitian Gempa Bumi Tokyo University, Aitaro Kato, menjelaskan, aktivitas seismik tersebut masih harus tetap diperhatikan.
“Air mungkin telah memudahkan patahan untuk tergelincir, dan menyebabkan pecahnya yang lebih besar. Kita harus terus memperhatikan aktivitasnya,” kata Kato.
Sebelumnya, gempa bumi membuat aktivitas empat kereta cepat dihentikan. Namun, kini sudah beroperasi lagi.
Kereta itu sebelumnya terdampar di antara kota Toyama dan Kanazawa di Jepang tengah setelah gempa.
Setelah berhenti selama lebih dari 11 jam, dua kereta tiba di stasiun Toyama pada Selasa pukul 04.00 pagi waktu setempat.
Dua kereta lainnya yang berangkat dari arah berlawanan tiba di stasiun Kanazawa di Prefektur Ishiwaka.
Dilaporkan hampir 1.400 penumpang terdampar di dalam kereta berkecepatan tinggi tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Gempa Jepang: Ahli Ungkap Dugaan Penyebabnya, 6 Orang Dilaporkan Tewas"
Menengok Simulator Gempa AVS dari Bandung untuk Edukasi Tanggap Bencana Berbasis Kendaraan |
![]() |
---|
BPBD Ingatkan Potensi Gempa Sesar Lembang di Bandung Raya, Bahaya Jika Bangunan Tak Tahan Guncangan |
![]() |
---|
Gempa Bumi 4,7 SM Guncang Sukabumi, Hingga Pagi Ini Belum Ada Laporan Kerusakan |
![]() |
---|
Gempa Bumi M4,7 Guncang Sukabumi, BMKG Belum Terima Laporan Kerusakan |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 4,6 Mengguncang Sukabumi, Warga Bogor Ungkap Kesaksian Ikut Rasakan Getarannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.