BMKG Bicara Soal Rentetan Gempa di Kabupaten Bandung dan Cimahi: Perlu Kesiapsiagaan

BMKG mencatat ada 36 kejadian gempa bumi di Kabupaten Bandung. BMKG memilnta warga meningkatkan kesiapsiagaan.

Diskominfo Kota Bandung
Suasana simulasi kebencanaan yang digelar di RW 15 Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Sabtu 23 Agustus 2025. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Stasiun Geofisika BMKG Jabar, Teguh Rahayu menjelaskan sepanjang November 2025, BMKG mencatat ada 36 kejadian gempa bumi di Kabupaten Bandung. Katanya, jika dilihat sebaran lokasi episenternya berada di sekitar Sesar Garsela dan Sesar Kertasari.

"Perlu dilakukan kajian lebih lanjut, mengenai sumber Sesar yang menjadi penyebab pasti dari rentetan kejadian gempa bumi tersebut," ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/11/2025).

Hal senada diungkap Rahayu terhadap kejadian gempa bumi dengan jarak 12 km Timur Laut Kota Cimahi yang secara administrasi masuk ke dalam wilayah Kabupaten Subang.

Belum diketahui secara pasti sesar penyebab gempa bumi itu karena lokasi episenter berada pada jarak 3,2 km di utara dari Sesar Lembang, sehingga kejadian itu bisa dikatakan bukan akibat dari Sesar Lembang.

"Dari rentetan kegempaan tersebut, sangat kecil kemungkinannya akan mempengaruhi Sesar Lembang karena berbeda sumbernya," ucapnya.

Selain itu, lanjut Rahayu, dari kejadian gempa bumi di atas, pemerintah daerah dan masyarakat perlu menyiapkan langkah kesiapsiagaan dengan memperkuat mitigasi struktural dan non-struktural/kultural.

"Misalnya, memastikan bangunannya aman, tahan gempa dengan struktur yang kuat dengan besi tulangan, dan mengacu building code (aturan bangunan tahan gempa atau ramah gempa), menyiapkan rambu jalur evakuasi dari lingkup keluarga, lingkungan RT/RW dan seterusnya, dan di area publik."

"Kemudian, menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa, seperti, jatuhkan tangan dan lutut ke tanah atau lantai, lindungi kepala dan leher di bawah perabotan yang kokoh, berpegangan erat pada tempat berlindung (Drop-Cover-Hold On)," katanya.

Tak hanya itu, Rahayu menyarankan untuk menyediakan peralatan untuk keselamatan, di antaranya Tas Siaga Bencana. 

"Dengan memahami keterampilan cara selamat dan bertindak tepat saat guncangan gempa terjadi, selanjutnya dapat keluar rumah jika guncangan kuat gempa sudah reda. Perlu dilakukan edukasi secara masif terkait potensi gempa dan dampak serta mitigasinya," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved