Pasar Jodoh di Indramayu, Berawal dari Sebuah Sumur, Tak Terhitung Berapa Orang yang Dapat Pasangan

Di wilayah Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, tepat di samping Alun-alun Kandanghaur Indramayu, Jawa Barat, ada tempat yang cukup legendaris.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Handika Rahman
Lokasi pasar jodoh yang ada di wilayah Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (31/12/2023). 

Menurut cerita sejarah, kata Nurani, tradisi jaringan bermula dari kemarau panjang sehingga membuat Pangeran Dryantaka membuat sumur sebagai sumber mata air.

Sumur bernama Temenggung itu konon tidak pernah kering. Masyarakat pun boleh mengambil air sumur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.

Di sana, masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki, saling bertemu untuk mengambil air hingga terjadi perkenalan.

Belakangan, dari tujuan awal datang untuk menimba air sumur itu diketahui berubah menjadi mencari jodoh.

Tidak sedikit pula warga dari desa lain ikut datang ke lokasi tersebut dengan tujuan yang sama. Sebagian datang karena penasaran.

Nurani bercerita, di wilayah ini dahulu banyak sekali pedagang yang berjualan. Baik laki-laki maupun perempuan banyak yang nongkrong di Pasar Jodoh.

Dari situlah perkenalan di mulai. Saling memperkenalkan nama, rumah, pekerjaan, dan sebagainya.

Jika ada yang merasa saling cocok, pemuda pemudi itu akan menjalin hubungan.

Diawali jalan-jalan bersama lalu saat niat sudah matang laki-laki akan datang ke rumah perempuan dan terjadi pelamaran hingga akhirnya menikah.

Proses ini dikenal dengan sebutan sanja.

"Pada tahun 2010 itu masih ramai, cuma ke sininya sepi sampai sudah tidak ada lagi. Kan zaman sekarang bisa kenalan lewat facebook lewat apa, serba online," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved