Seniman Lintas Generasi Peringati Satu Tahun Gempa Cianjur, Tembang Cianjuran Syahdu Dinyanyikan

Penonton yang hadir dari berbagai kalangan pun larut, menikmati bait demi bait tembang yang dinyanyikan dengan syahdu oleh para seniman.

Istimewa
Peringatan satu tahun gempa bumi Cianjur di Gedung Dewan Kesenian Cainjur (DKC) Jalan Suroso Cianjur. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Seniman lintas generasi di Cianjur tampil kompak dalam pagelaran Mamaos Cianjuran, dalam peringatan satu tahun gempa bumi Cianjur di Gedung Dewan Kesenian Cainjur (DKC) Jalan Suroso Cianjur.

Penonton yang hadir dari berbagai kalangan pun larut, menikmati bait demi bait tembang yang dinyanyikan dengan syahdu oleh para seniman.

Dhika Dzikriawan seorang penembang generasi baru Mamaos Cianjuran yang juga Ketua Panitia acara tersebut mengatakan, dalam bait lagi yang dinyanyikan merupakan gambaran kondisi Cianjur setahun lalu.

Baca juga: Setahun Gempa Cianjur, Ribuan Orang Ikuti Istigasah dan Doa Bersama di Masjid Agung

"Mamaos Tembang Sunda Cianjuran di Cianjur saat ini ibarat pohon yang meranggas, sudah lama tak bertunas, daunnya berjatuhan),” ujar Dhika, Sabtu (2/12/2023).

Saat itu Dika sempat melantunkan tembang berjudul ‘Melang’ di awal sambutannya, dia mengatakan bahwa Mamaos Cianjur sudah diakui sebagai warisan budaya dan diatur dalam Perda No. 10 Tahun 2020 dan Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2021.

“Pelestarian Mamaos Cianjuran adalah tanggung jawab kita semua seluruh masyarakat Cainjur, bukan semata tanggung jawab pemerintah, komunitas atau masyarakat tembang Sunda. Cianjuran saja,” ucapnya.

Peringatan satu tahun gempa Cianjur oleh para pelestari seni Mamaos Cianjuran lintas generasi ini, disuport oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Provinsi Jawa Barat Kemdikbudristek RI, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Yayasan Wira Budaya termasuk Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation.

Salah satu tokoh penembang dan pemetik kecapi Cianjuran, DR. Yus Wiradiredja, mengaku terharu atas pagelaran yang menampilkan para penembang senior dan yunior lintas generasi ini.

“Ini harus terus dikembangkan ini harus terus diupayakan supaya mendapat tempat terbaik, agar Mamos Cianjuran bisa dinikmati dan lestari dari generasi ke generasi,” ujar Yus Wiradiredja.

Pada kesempatan itu, Yus Wiradiredja, menceritakan, bahwa seni Mamaos Cianjuran merupakan salah satu musik tradisional Jawa Barat yang berasal dari Cianjur sejak dua abad lalu dan masih lestari hingga kini.

“Alhamdulillah hingga kini masih selalu dilaksanakan berbagai pasanggiri atau perlombaan yang secara rutin salah satunya diselenggarakan oleh Damas (Daya Mahasiswa Sunda),” katanya.

Ketua Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia, Wina Rezky Agustina, menambahkan, pagelaran Mamaos Cianjuran ini akan terus dilakukan agar silaturahmi antar penembang lintas generasi semakin kuat.

Baca juga: PKS Cianjur Sebar Spanduk Pendaftaran Cabup dan Wabup Kabupaten Cianjur, Siapa Pun Boleh Daftar

“Kita berharap Mamaos Cianjuran bisa semakin dikenal luas beradaptasi dengan kemajuan jaman tanpa melupakan akar tradisi yang dimilikinya,” kata Wina.

Mamaos Cianjuran, kata dia, hendaknya mendapat tempat khusus bagi generasi muda dengan tampilan yang lebih inovatif. Sehingga bisa dinikmati berbagai kalangan terutama anak muda.

“Kita optimis dengan munculnya penembang generasi muda saat ini akan melahirkan nuansa baru bagi kemajuan seni tradisi Tembang Sunda Cianjuran ini. Kita berterimakasih kepada Bupati Cianjur H. Herman Suherman yang selama ini telah memberikan dukungan bagi pemajuan seni dan budaya termasuk Mamaos Cianjuran di Kabupaten Cianjur,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved