Gempa Cianjur Sudah Berlalu Setahun, Ratusan Murid SDN Cugenang Masih Belajar di Tenda Darurat

Padahal gempa bumi magnitudo 5,6 sudah terjadi satu tahun lalu. Namun hingga kini masih terdapat ratusan murid yang masih belajar di tenda darurat. 

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Kemal Setia Permana
Fauzi Noviandi / Tribunjabar 
Para murid SDN Cugenang terpaksa mengikuti proses KBM di tenda darurat, Senin (20/11/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi. 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Sebanyak 120 murid SDN Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, masih melakukan kegiatan belajar bengajar (KBM) di tenda darurat

Padahal gempa bumi magnitudo 5,6 sudah terjadi satu tahun lalu. Namun hingga kini masih terdapat ratusan murid yang masih belajar di tenda darurat

Guru SDN Cugenang, Yudi Kusdiansah, menjelaskan sebelum terjadi gempa bumi, jumlah murid di SDN Cugenang tercatat ada sebanyak 170 orang. Namun kini jumlah menjadi 120 orang. 

"Jumlah berkurang karena terdapat beberapa murid yang rumahnya direlokasi dan ada pula pindah ke luar kota serta meninggal dunia akibat gempa bumi satu tahun lalu," kata Yudi Kusdiansyah pada wartawan, Senin (20/11/2023). 

Hingga satu tahun pascagempa bumi, sebanyak 120 murid masih berlajar di tenda darurat di empat tenda yang berdiri di lahan milik warga.

Dari empat tenda, tiga diantaranya diperuntukan untuk belajar murid kelas satu hingga enam yang totalnya 120 murid. Sedangkan satu ruangan tenda dijadikan kantor guru.

Yudi mengungkapkan pihaknya telah beberapa kali berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan Pemkab Cianjur agar para murid segera belajar ditempat yang layak. 

Namun sekolah hanya mernerima berbagai alasan dari pihak terkait, mulai dari alasan bakal dimerger dengan sekolah lain, masuk zona merah, harus di relokasi, hingga alasan masih dalam pengkajian.

Sementara, sejumlah bangunan yang berdekatan dengan SDN Cugenang, seperti masjid dan gedung PGRI sudah diperbaiki.

"Kalau sekolah kami harus direlokasi, kenapa bangunan yang berdekatan dengan sekolah tetap dibangun dan diperbaiki. Karena itu kami masih menunggu kejelasan dari pihak terkait soal bangunan sekolah kami," katanya.

Yudi mengatakan sebanyak 120 murid yang masih belajar di tenda darurat sering mengeluhkan kondisi panas saat musim kemarau. Sementara musim hujan sekarang sering membuat kondisi becek.

"Anak-anak tidak konsen dalam belajar, sering kegerahan, jadi pengen segera cepat-cepat pulang saat mereka belajar," tutur Yudi.  

Sementara itu, salah seorang murid, Cantika (10), mengaku ingin segera pindah dan belajar di ruang kelas yang layak. 

"Kalau belajar panas bikin gerah, kalau hujan juga becek juga banyak nyamuk dan semut, pengen segera pindah ketempat yang layak," ujarnya.

Sebelumnya, Plt Kadis Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, menjelaskan secara keseluruhan progres pembangunan sekolah di semua tingkatan yang terdampak gempa bumi telah selesai.  

"Pembangunan sekolah yang terdampak gempa bumi sudah selesai, sehingga semuanya sudah kembali belajar di ruangan kelas," katanya. 

Ruhli mengakui hingga saat ini masih terdapat dua sekolah yang belum dibangun yaitu SDN Cugenang dan Sindangjaya di Kecamatan Cugenang karena harus direlokasi.

"Berdasarkan rekomendasi dari Kementrian PUPR, kedua sekolah itu harus direlokasi karena berada di atas zona merah atau patahan Cugenang. Karena sesuai dengan arahan itu,  pasti akan direlokasi," katanya. 

Ruhli menjelaskan, pihaknya hingga masih mempersiapkan tanah untuk kedua sekolah dasar yang harus direlokasi tersebut. 

Menurutnya, pihaknya tidak akan asal-asalan untuk merolokasi kedua sekolah itu.

"Karena harus tertib admistrasi dan jaraknya juga tidak akan jauh dari sekolah asal," kata Ruhli.  (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved