Kronologi Kekerasan Remaja Perempuan di Cirebon, Diduga Tersinggung Soal Tak Perawan & Body Shaming

Polisi mengungkap motif kekerasan terhadap remaja perempuan di Desa Karangwangun, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Darajat Arianto
Istimewa
Tangkapan layar kekerasan terhadap sesama remaja perempuan yang viral di berbagai grup WhatsApp di Cirebon, Jumat (11/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Polisi mengungkap motif kekerasan terhadap remaja perempuan di Desa Karangwangun, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon.

Hal itu setelah pihaknya berhasil mengamankan dan memeriksa 8 orang yang berhubungan dengan kasus tersebut.

Kedelapan orang yang diperiksa itu sendiri, terdiri dari satu pelaku, dua perekam video dan lima orang yang berada di lokasi.

Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Anton menyebut, motif pelaku didasari karena sakit hati.

Di mana, korban disebut telah menjelekkan nama baik pelaku, sehingga yang bersangkutan naik pitam dan akhirnya melakukan aksi tindakan kekerasan.

"Jadi kalau dari hasil pemeriksaan untuk korban itu tidak berkelahi."

"Adapun motifnya karena sakit hati setelah korban keluar dari grup WhatsApp, korban mengata-ngatai (pelaku)," ujar Anton saat diwawancarai media, Selasa (14/11/2023).

Baca juga: Tak Lama Setelah Viral, Polisi Amankan 8 Orang Kasus Kekerasan terhadap Remaja Perempuan di Cirebon

Dijelaskan dia, bahwa awal sakit hatinya itu bermula saat korban dan pelaku berada dalam satu grup WhatsApp.

Namun, entah alasan yang jelas korban keluar dari grup yang dimaksud dan menjelekkan nama baik pelaku.

Pelaku yang mengetahui hal itu, langsung meminta bertemu dan berkumpul lah dengan teman lainnya.

"Jadi untuk alasan kenapa korban dipukul atau dianiaya, hasil keterangan saksi-saksi maupun dia (korban) langsung, jadi korban itu keluar dari grup WhatsApp."

"Karena setelah korban keluar dari grup WhatsApp, dia itu ngata-ngatain si pelaku terkait body shaming atau fisik lah."

"Kedua juga, korban mengatakan bahwa pelaku tidak perawan dan suka digilir oleh cowok-cowok. Itu ya motif hasil pemeriksaan terhadap korban, pelaku maupun saksi-saksi," ucapnya.

Hingga pada Jumat (10/11/2023), kata Anton, pelaku ini merencanakan bertemu korban.

Diawali pukul 14.30 WIB, pelaku bersama teman-temannya 8 orang berkumpul di warung yang sering mereka sebut 'wardom', di daerah Pabuaran Wetan, Kecamatan Babakan.

Namun beberapa saat kemudian, pelaku pergi menggunakan sepeda motor untuk menjemput korban.

"Tak berselang lama, korban dan pelaku berkumpul dengan teman-temannya, kemudian mereka pindah lokasi ke belakang SMA MAN Pabuaran, di situ terjadi cekcok mulut antara pelaku dan korban," jelas dia.

Kasi Pelayanan Desa Karangwangun, Wasirudin didampingi perangkat desa lainnya saat menunjukkan lokasi yang diduga menjadi tempat kekerasan terhadap remaja perempuan di Desa Karangwangun, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Selasa (14/11/2023).
Kasi Pelayanan Desa Karangwangun, Wasirudin didampingi perangkat desa lainnya saat menunjukkan lokasi yang diduga menjadi tempat kekerasan terhadap remaja perempuan di Desa Karangwangun, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Selasa (14/11/2023). (TRIBUNCIREBON.COM/EKI YULIANTO)

Namun, karena situasi ramai, masih kata Anton, baik korban maupun pelaku serta teman-teman lainnya bersepakat untuk pindah lokasi.

Di mana, lokasi yang disepakati yakni yang kini menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam aksi kekerasan tersebut.

Baca juga: Viral Kekerasan terhadap ABG Perempuan di Cirebon, Warga Tak Mengenali, Polisi Sebut Sudah Diamankan

"Tapi karena di situ posisi ramai, sehingga pelaku mengajak korban ke teman-temannya untuk pindah tempat ke TKP."

"Ketika di lokasi, korban dan pelaku memisahkan diri, sementara yang lainnya ada di jembatan."

"Saat itu lah terjadi dugaan tindakan kekerasan oleh pelaku dengan cara memukul beberapa kali dan menendang korban beberapa kali," katanya.

Setelah aksi kekerasan tersebut, Anton mengaku, bahwa mereka akhirnya membubarkan diri.

Selanjutnya mereka berhasil diamankan dan dimintai keterangan di Mapolresta Cirebon.

"Setelah insiden pemukulan itu, mereka membubarkan diri dan pada Senin kemarin polisi mengetahui adanya peristiwa itu, kita langsung melakukan penyelidikan dan langsung kita amankan," ujarnya.

Sebelumnya, polisi tak membutuhkan waktu lama mengusut kasus viral soal kekerasan terhadap remaja perempuan di Kabupaten Cirebon.

Sebanyak 8 orang dikabarkan telah diamankan dan menjalani pemeriksaan di Polresta Cirebon.

Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Anton mengatakan, 8 orang yang diamankan terdiri dari pelaku, dua orang perekam video dan lima orang sebagai saksi yang berada di lokasi kejadian.

Kendati telah diamankan dan diperiksa, pihaknya belum menetapkan adanya tersangka dalam kasus tersebut.

"Nah ini, kita kan masih dalam penyelidikan, kita masih menunggu ke depan baik kepada korban, saksi-saksi maupun pelaku, karena kan anak-anak nih usia masih belasan tahun (pelaku) atau di bawah umur," ucap Anton.

Diungkapkan Anton, bahwa pelaku sendiri masih berusia 15 tahun, berinisial K.

Sementara, korban berinisial KD dengan usia yang sama dengan pelaku.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video kekerasan terhadap remaja perempuan viral di berbagai grup WhatsApp.

Dilihat Tribun pada Selasa (14/11/2023) dini hari, peristiwa itu terjadi di sebuah jalan desa.

Dalam video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan, seorang remaja perempuan yang sedang duduk di tanah dengan di sampingnya diduga teman sebayanya.

Namun beberapa detik kemudian, teman sebayanya yang menggunakan baju warna merah dongker itu langsung memukuli korban.

Korban yang menerima pemukulan itu langsung menyingkap tangannya melindungi kepala.

Sementara terdengar suara di balik layar yang diduga teman sebaya lainnya untuk meminta kepada terduga pelaku untuk tidak kembali memukul.

"Udah udah udah," kata remaja perempuan lainnya yang ada di lokasi seperti dikutip Tribun, Selasa (14/11/2023).

Karena terduga pelaku terus memukuli korban, para remaja perempuan lainnya pun langsung menghampiri keduanya.

Pada remaja perempuan tersebut langsung menjauhi terduga pelaku dari korban.

Sementara korban terlihat kesakitan akibat perlakuan terduga pelaku.

Bahkan dari salah satu remaja perempuan tersebut meminta terduga pelaku untuk istighfar atas apa yang telah diperbuat.

"Nyebut nyebut astaghfirullah," kata remaja perempuan itu. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved