Harga Sejumlah Bahan Pangan di Pasar di Purwakarta Naik, Harga Cabai Tembus Rp 100 Ribu per Kg

Harga tertinggi di Pasar Rebo Purwakarta saat ini terjadi pada komoditas jenis cabai yang banyak di konsumsi masyarakat.

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Deanza Falevi
Suasana di Pasar Rebo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang minim pembeli, Senin (13/11/2023). Di pasar ini, harga cabai tembus hingga Rp 100 ribu perKg. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Sejumlah harga komoditas di pasar tradisional Kabupaten Purwakrta, Jawa Barat alami kenaikan.

Seperti yang terjadi di Pasar Rebo yang berlokasi di Jalan Kapten Halim, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta. Harga tertinggi saat ini terjadi pada komoditas jenis cabai yang banyak di konsumsi masyarakat.

Pantauan Tribunjabar.id pada Senin (13/11/2023), harga cabai rawit merah dan cabai kriting saat ini dijual para pedagang seharga Rp 100 ribu perKg, padahal sebelumnya hanya Rp 60 ribu perKg, kemudian disusul harga cabai rawit hijau yang mencapai Rp 80 ribu dari harga sebelumnya 48 ribu perKg.

Cabai merah besar dibanderol Rp 80 ribu dari sebelumnya Rp 40 ribu perKg, dan cabai hijau besar dijual seharga Rp 50 ribu dari sebelumnya Rp 28 ribu rupiah perKg.

Baca juga: Harga Telur di Purwakarta Naik dalam 5 Hari Terakhir, Kata Pedagang dari Distributor Sudah Naik

Selain harga cabai, komoditas lain yang masih tinggi seperti harga bawang putih dari harga Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu perKg, bawang merah dari harga Rp 28 ribu menjadi Rp 32 ribu perKg.

Kemudian, harga wortel dari Rp 15 ribu menjadi Rp 20 ribu perKg dan harga timun dari harga Rp 8 ribu menjadi Rp 12 ribu perKg.

Menurut pedagang, masih tingginya harga komoditas ini dampak dari musim kemarau kemarin yang belum selesai, hasil yang buruk dan belum memasuki masa tanam.

"Paling tinggi cabai rawit merah, saat ini 100 ribu, awal 60 ribu perkilo, pokoknya harga cabai merah-merahan pada tinggi semua," ujar Badru, salah satu pedagang sayur mayur ditemui kiosnya, Senin (13/11/2023).

Badru menjelaskan, efek kemarau masih belum selesai pasokan belum pulih sepenuhnya membuat harga melambung, selain itu di sambung dengan momen jelang natal dan tahun baru.

"Itu akhir tahun dan dari kemarau, dampak kemarau kemarin, akhir tahun udah biasa langganan naik," katanya.

Tingginya harga sayur mayur dan menurunnya daya beli masyarakat menyebabkqm omset para pedagang menuru. Badru menyebutkan alami penurunan pendapatan 30 persen.

"Pasti semua terdampak, omset turun 30 persen. Dari berapa ke berapa rahasia lah," pungkasnya.

Baca juga: Cek Pengelolaan Sumber Daya Air, Komisi VI DPR RI Kunjungi Bendungan Jatiluhur di Purwakarta

Kondisi ini dikeluhkan oleh masyarakat, salah satunya Yati yang membeli cabai meski harganya selangit. Ia menurunkan jumlah pembelian agar semua kebutuhan tercukupi.

"Mahal banget, harga melonjak jadi bingung mau beli teh mikir dua kali. Ya dikurangin aja , biasa sekilo jadi setengah kilo, kayak cengek sekarang 80 ribu biasa sekilo jadi perOns," katanya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved