Cerita Saadah Sarjana Asal Sumedang yang Tak Malu Jualan Bubur Ayam, Lanjutkan Bisnis Orang Tua

Saadah Fatimiyah (23) mungkin perwujudan dari perkataan penulis Pidi Baiq tentang sarjana jualan tahu. 

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Saadah Fatimiyah (23), pedagang bubur di Alun-alun Tanjungsari, Sumedang, tengah melayani palanggannya, Rabu (8/11/2023) pagi.  

"Saadah adalah sarjana keenam di keluarga kami. Alhamdulillah. Bubur memang uangnya tidak seberapa, tetapi mungkin ini yang dinamakan berkah," katanya. 

Siti mengenang bagaimana anak-anaknya diberi bekal sekolah dengan menunggu hasil penjualan bubur pagi hari. 

"Bekalnya (uang) juga dadakan," kata Siti sedikit tertawa. 

Baca juga: MKMK Dibilang Setengah-Setengah Beri Sanksi Anwar Usman, Publik di Sumedang: Pecat Sebagai Hakim!

Jika akhir pekan, lapak bubur Siti ramai.

Omzetnya bisa mencapai Rp 1,5 juta.

Namun di hari-hari biasa, penghasilan itu hanya cukup buat belanja kembali bahan-bahan bubur. 

"Ya, untuk saat-saat ini, kami hanya sampai bisa makan saja dari usaha ini, belum lebih," katanya.

Dia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga beras. Sebab, kenaikan harga beras ini sangat berdampak kepada usahanya.

"Menggunakan beras yang harganya Rp15 ribu per kilogram. Harganya terus naik, namun saya tidak menaikkan harga jual bubur. Mudah-mudahan pemerintah segera menstabilkan harga beras, " ucapnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved