Kasus Konser Greenlane di Bandung Mencoreng Citra Pariwisata Jabar, Disparbud Akan Bikin Edaran
Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menilai kasus oknum promotor konser Greenlane Bandung sangat mencoreng dunia pariwisata.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menilai kasus oknum promotor konser Greenlane Bandung sangat mencoreng dunia pariwisata Jawa Barat.
Greenlane Bandung membatalkan konser secara sepihak karena uang dari investor digunakan untuk keperluan pribadi seorang panitia.
Acara Greenlane Festival itu seharusnya dilaksanakan di Laswi Heritage, Minggu (5/11/2023).
Kepala Disparbud Jawa Barat, Benny Bachtiar, mengatakan peristiwa ini sangat memalukan dan seharusnya bisa dicegah oleh masing-masing dinas pariwisata di kabupaten dan kota. Kasus seperti ini, katanya, akan mencoreng dunia pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Perlu ada imbauan kepada kabupaten kota di dalam penyelenggaraan event, mesti hati-hati sekali karena ini berdampak pada citra pariwisata di Jabar," ujar Benny melalui ponsel, Selasa (7/11/2023).
Benny mengatakan imbauan ini akan disampaikan secara resmi kepada kabupaten dan kota melalui surat edaran.
Surat akan menjadi dasar dinas pariwisata di kabupaten kota agar lebih selektif dalam memberikan izin penyelenggaraan event.
Sebelumnya diberitakan, Greenlane Festival, konser musik di Bandung batal digelar pada Minggu (5/11/2023). Dana investor sebesar Rp 1,5 miliar diduga digunakan untuk keperluan pribadi oleh seorang panitia.
Baca juga: Rincian Uang Rp 1,5 M yang Ditilap Oknum Pantia Greenlane Festival di Bandung hingga Konser Batal
Rencananya, Greenlane Festival 2023 diselenggarakan di Laswi Heritage, Kacapiring, Kota Bandung, dengan line up Fariz RM, Namoy Budaya, Batavia Collective, RamenGVRL, Talitha, Babychair, dan Cosmo Pyke.
Panitia acara, Bagus Rahma Setiaji, menjelaskan kronologi awal pada bulan Maret 2023 ia mendapat investasi sebesar Rp 1,5 M.
"Dengan kondisi terpakai Rp 300-400 juta, belum dihitung berapa pengeluarannya. Dengan begitu, saya berniat untuk menutupi Rp 1,5 miliar itu dengan pinjaman pribadi," ujarnya, saat klarifikasi di hadapan penonton, Minggu.
Pinjaman pribadi tersebut, kata dia, meminjam kepada seseorang sebesar Rp 390 juta dengan jaminan mobilnya.
"Kedua, saya meminjam Rp 800 juta dengan jaminan rumah. Jadi total keduanya pure pinjaman saya pribadi dengan surat perjanjian utang-piutang, beda dengan Rp 1,5 M perjanjian kerja sama investasi," ucapnya.
"Saya mengakui dari dana investasi Rp 1,5 M tersebut terpakai untuk kehidupan saya pribadi (foya-foya) dan seluruh pembayaran utang," katanya.
| Jalur Kereta, Bangunan, dan Trotoar: Dedi Mulyadi Mau Pangandaran Punya Konsep Arsitektur Sendiri |
|
|---|
| Keselamatan: Prioritas Utama Jackal Holidays dalam Dunia Layanan Pariwisata |
|
|---|
| Railway Famtrip 2025, Menapaki Jejak Sejarah Cirebon: Dari Keraton Kasepuhan hingga Gua Sunyaragi |
|
|---|
| Pelaku Usaha Pariwisata di Kota Bandung Keluhkan Masalah Parkir dan Pedagang Asongan Masuk Bus |
|
|---|
| Pelaku Usaha Hotel Usulkan Strategi untuk Dongkrak Kunjungan Wisata ke Pangandaran |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.