One Product One Pesantren, Upaya Kemandirian Pondok Pesantren di Jawa Barat
Sebagai bentuk upaya kemandirian Pondok Pesantren melalui program OPOP atau One Product One Pesantren
TRIBUNJABAR.ID, KOTA TASIKMLAYA - Hari Santri Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat 2023 digelar di Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mulai dari Jumat (20/10/2023) sampai Minggu (22/10/2023).
Bertajuk ‘Jihad Santri, Jayakan Negeri’, acara tersebut menggelar beberapa rangkaian acara seperti Expo Kemandirian Pesantren Jawa Barat, Parade Seni Santri, Selawat Nariyah, Kirab Santri, Talkshow, Lomba Rampak Bedug, dan masih banyak lagi.
Pada kesempatan tersebut, melalui Talkshow One Product One Pesantren (OPOP), Manajer Online TribunPriangan.com Machmud Mubarok berbincang bersama Kepala UPTD Diklat Koperasi dan Wirausaha Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, Ravi Wisesha.
“Memang di Pemprov Jawa Barat ada kegiatan OPOP. Ini sebagai penjabaran visi-misi Jawa Barat, yakni Jabar Juara Lahir Batin Dengan Inovasi dan Kolaborasi. Ini untuk mendorong produktivitas dan daya saing ekonomi umat,” jelasnya seperti dilansir TribunPriangan.com di tengah bincang-bincang pada Sabtu (21/10/2023).
“Salah satu programnya adalah Pesantren Juara. Kalau lihat data Kementerian Agama, bahwa jumlah pesantren di Jawa Barat yang memiliki Nomor Statistik Pesantren (NSP) itu yakni 8 ribu ponpes. Dengan jumlah ini, punya peluang untuk membangun ekonomi,” lanjutnya.
Dengan begitu, sambung Ravi, pihaknya berharap bahwa selain mengaji, syiar, serta pendidikan, ada harapan para santri ini bisa menjadi enterpreneur.
“Ini didorong karena jumlah masyarakat produktif yang butuh tenaga kerja itu berbeda jauh dengan jumlah lowongan kerja yang ada. Jadi diharapkan, para santri ini bisa berwirausaha,” papar Ravi.
“Awalnya, program OPOP ini dimulai pada 2019 silam dengan role model 5 pesantren. Pada 2023 ini, role model untuk OPOP sudah ada 13 pesantren. Sementara sudah ada alumni OPOP sebanyak 5.018 ponpes. Harapannya ke depan, diperkuat dulu yang 5.018 ini. Kita lihat mana yang potensial dan kita upayakan naik kelas,” lanjutnya.
Terkait produk dalam program OPOP ini, Ravi mengatakan bahwa ada macam-macam jenis usaha.
“Ada craft, perikanan, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Kami juga kembangkan dengan cara pentahelix. Lebih ke membangun kemandirian ekonomi pesantren dengan cara memicu pengembangan skill, teknologi, dan jiwa-jiwa kewirausahaan. Ada juga soal manajemen wirausaha,” katanya.
“Akan tetapi, perlu diingat, bahwa bicara OPOP ini bukan hanya soal hadiah. Maka ada pelatihan dan magang, itulah kenapa program OPOP ini ada di UPTD kami (red: UPTD Diklat Koperasi dan Wirausaha Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat),” lanjut Ravi.
Pada prosesnya, tambah Ravi, para ponpes yang bergabung dengan OPOP ini juga akan diajak ke ponpes role model yang dipilih pihaknya.
“Nanti diajak ke role model kami, supaya bisa melihat langsung terkait manajemennya, prosesnya, dan sebagainya. Karena dengan begitu, bisa untuk menumbuhkan rasa percaya ponpes-ponpes yang bergabung dengan OPOP,” pungkasnya. (Aldi M Perdana)
One Product One Pesantren (OPOP)
pondok pesantren
Hari Santri Nasional
Tasikmalaya
OPOP
Tribunjabar.id
| Visibilitas Booth Profesional Saat Pameran Jadi Startegi Pemasaran untuk Dongkrak Penjualan |
|
|---|
| Hujaman Cutter Balas Permintaan Cerai: Rekonstruksi Ungkap Sadisnya KDRT di Taraju Tasikmalaya |
|
|---|
| BREAKING NEWS Akses Penghubung Dua Desa di Puspahiang Tasikmalaya Lumpuh Total Tertutup Longsor |
|
|---|
| Kiprah ASN Muda Sumedang Jadi Sorotan Nasional |
|
|---|
| Wisuda XXII LP3I: Rata-rata Penyerapan Kerja Lulusan Tembus 86 Persen |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.