Klarisa Bayi 21 Bulan di Subang yang Tak Punya Tempurung Akhirnya Dirujuk ke RS Siloam Purwakarta
Seperti ketahui, setelah viral pemberitaan terkait Klarisa balita tak memiliki tempurung kepala yang nasibnya memperihatinkan tak bisa berobat.
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Ravianto
"Saya sekarang berjuang sendiri merawat Klarisa. Sampai saat ini harus terus berobat," katanya.
Dia mengatakan, kondisi Klarisa sangat memprihatinkan. Keterbatasan biaya membuat Meli hanya bisa merawat Klarisa di rumah.
"Belum bisa berobat kemana-mana, tak ada biaya. Untuk makan saja sudah susah apalagi untuk berobat anak saya," katanya.
Dia mengatakan tak memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah.
"Dulu ada jaminan kesehatan dari BPJS, ketika berobat. Sekarang BPJS sudah nunggak enggak bisa kebayar lagi. Jangankan buat berobat atau setor BPJS, buat makan saja sekarang dibantu oleh uwa, kakak dari orang tua saya. Orang tua saya pun sudah meninggal," ucap Meli dengan berlinang air mata.
Meli hanya mampu berharap ada uluran tangan dari dermawan yang bersedia membantu pengobatan anaknya.
"Klarisa kata dokter menderita penyakit Anencephaly atau anensefali adalah kondisi cacat lahir serius yang menyebabkan bayi terlahir tanpa sebagian otak dan tengkoraknya," katanya
Kondisi Klarisa diketahui Ketua Karang Taruna Kecamatan Pusakajaya, Hadiyanto, dan MAP Social Humanity, Ahmad Hidayat.
Mereka mendatangi kediaman Meli sambil memberikan titipan bantuan dari anggota DPRD Provinsi Jabar, Ineu Purwadewi, dari Fraksi PDI
"Alhamdulilah sekarang sudah ada perhatian dari Pak Kuwu Cigugur Kaler dan Ketua Karang Taruna Kecamatan serta dari MAP Social Humanity. Saya sangat berterima kasih sekali kepada Pak kuwu yang rencananya akan membantu kami, terutama membereskan status kependudukan yang selama ini masih ngikut dengan orang tua. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewan yang telah membantu untuk pengobatan anak saya," ucapnya.
Meli berharap ada dermawan yang bisa membantu membiayai pengobatan Klarisa agar bisa hidup normal seperti anak seusianya.
"Semoga pemerintah bisa turun tangah membantu biaya pengobatan anak saya agar bisa memiliki tempurung kepala dan semoga ada dermawan yang juga bersedia membantu pengobatan anak saya," ujarnya. (*)
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.