Beda dengan Psikolog, Disdik Nilai Kekerasan Siswi SMP di Bandung Bukan Perundungan: Baru Satu Kali
Disdik Kota Bandung menganggap kekerasan yang dilakukan siswa SMP di Kiaracondong, bukan perundungan atau bullying
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menganggap kekerasan yang dilakukan siswa SMP di Kiaracondong, bukan perundungan atau bullying karena baru dilakukan satu kali.
Tim Roosters yang ditugaskan Disdik Kota Bandung untuk berkoordinasi dan mendampingi korban dan remaja yang terlibat aksi kekerasan itu, mengaku sudah berkomunikasi dengan aparat berwenang.
"Informasi yang didapat dari aparatur yang berwenang, sekolah dan korban, kesimpulan sementara bahwa kasus ini tidak termasuk dalam kategori perundungan. Hal ini karena kekerasan tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan dan sebelumnya berteman baik," kata Koordinator Tim Roosters Sabrina Nur Sarah.
Baca juga: Lagi, Video Aksi Bullying Viral, Siswa SMP di Sragen Jadi Korban Perundungan di Jembatan Perbatasan
Menanggapi statmen tersebut, Psikolog dari Unjani, Miryam Sigarlaki menilai kekerasan yang dilakukan tiga orang pelajar itu, sudah masuk dalam kategori perundungan atau bullying.
"Bullying tidak selalu harus terjadi berulang-ulang untuk dianggap sebagai perundungan," ujar Miryam, Jumat (6/10/2023).
Menurut Miryam, perundungan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, baik itu verbal mau pun non-verbal.
Kasus seperti ini, kata dia, harus ditangani secara serius agar tidak berdampak panjang pada kesehatan dan mental korban.
"Hal ini bisa memiliki dampak serius pada kesejahteraan psikologis dan emosional korban. Apalagi jika tindakan tersebut sangat merugikan dan melukai korban secara fisik maupun emosional," katanya.
Sebelumnya, video diduga bullying atau perundungan berdurasi 56 detik tersebar di aplikasi percakapan WhatsApp.
Dalam video tersebut, diketahui peristiwa itu terjadi di Lapangan Kompleks KPAD, Pindad, Kota Bandung, pada Sabtu 30 September 2023.
Dari rekaman video terlihat pelaku berjumlah sekitar tiga orang siswa SMP diduga menampar serta memukul korban pada bagian wajahnya.
Baca juga: Kapolsek Sagalaherang, Subang, Ingatkan Pelajar Jangan Terjerumus Aksi Bullying
Korban pun hanya pasrah menerima tamparan dan pukulan dari pelaku. Korban pun terdengar berulangkali mengucap permintaan maaf.
"Nyeri (sakit)" kata korban sebagaimana dilihat pada Senin (2/10/2023).
"Urang menta hampura (saya minta maaf)" kata korban.
"Sia bebeja moal? Mun bebeja ku aing di ala (kamu bakal bilang-bilang gak? Kalau bilang-bilang saya sikat)" kata pelaku.
Siap-siap Bandung Macet Hari Sabtu 27 September 2025, Banyak Konser Artis hingga Festival Kuliner |
![]() |
---|
Pemprov Jabar Sepakati Rencana Kerja 2025/2026, Erwan Berharap Bisa Akselerasi Pembangunan |
![]() |
---|
Andri Yadi Klarifikasi Posisi dan Kronologi Keterlibatan di eFishery |
![]() |
---|
Siap-siap Bandung Macet Akhir Pekan Ini 27-28 September 2025, Ada 7 Konser hingga Gig Musik |
![]() |
---|
Keracunan MBG di Jabar Marak, Pemkot Jadikan Peristiwa di SMPN 35 Bandung sebagai Pelajaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.