UMKM Bisa Naik Kelas Jika Dilatih Secara Tepat, Kata Rasyid Rajasa, Pebisnis Muda yang Caleg PAN

pelaku bisnis muda, M Rasyid Rajasa sekaligus caleg PAN dapil Jabar I, menginisiasi satu gerakan untuk menaikkan level UMKM baik produk, distribusi,

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA
Pelaku bisnis yang masih muda, M Rasyid Rajasa sekaligus caleg PAN dapil Jabar I 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor yang berkontribusi penting dalam perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia.

Saat krisis ekonomi 1997, banyak industri besar kolaps dan berakibat pertumbuhan ekonomi minus.

Namun, hanya dalam waktu dua tahun tepatnya 1999, ekonomi bangkit lagi.

Data kementerian koperasi dan UKM mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia sebanyak 64,2 juta, atau lebih 90 persen dari seluruh pelaku usaha di Indonesia.

Daya serap tenaga kerja UMKM sekitar 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha.

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional sebesar 61,1 persen.

Baca juga: Hari Jadi Kota Bandung, 70 Pelaku UMKM Ikuti Mandalajati Creative Fest 2023, Ada Inspirasi Baru

UMKM sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Kondisi ini lantas membuat pelaku bisnis muda, M Rasyid Rajasa sekaligus caleg PAN dapil Jabar I, menginisiasi satu gerakan untuk menaikkan level UMKM baik produk, distribusi, dan marketing.

"Saya yakin dengan berkolaborasi bersama UMKM, turut berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. UMKM ini bisa menjadi something jika mendapat pelatihan yang tepat. Jadi, inilah alasan kami melakukan lima series pelatihan di Bandung dan Cimahi," katanya, Rabu (4/10/2023).
Rasyid mengatakan, setiap pelatihan akan dipilih tiga terbaik dari peserta yang tentunya mendapatkan pendampingan sampai naik kelas, misal dari yang hanya miliki satu gerobak bisa bertambah dan seterusnya.

"Dalam pelatihan ada tiga materi, yakni digital marketing, the power of packaging, dan logistic solutions for UMKM, untuk memperluas pasar produk UMKM, dari lokal ke regional, dan internasional," katanya.

Sebagai pebisnis muda, Rasyid mengaku sempat merasakan jatuh bangun dalam membangun usahanya. Bahkan, katanya, sudah hukum alam yang pasti dialami siapa pun untuk meraih kesuksesan.

"Saya sempat tertipu partner kerja dan sebagainya. Jadi, bisa mendapatkan pembelajaran yang nyata untuk lebih cermat dan berhati-hati ke depannya," ujarnya.

Rasyid mengaku, pada 2014 memulai usaha UMKM ternak lele di Bekasi. Awalnya, bisnisnya itu berjalan lancar, tetapi karena minimnya pengalaman, maka terhenti di tengah jalan.

"Berhentinya bukan tak menghasilkan tapi lebih ke tertipu oleh partner kerja. Saya tak mau menyerah dan mencoba beralih ke peternakan ayam. Alhamdulillah mampu memaksimalkan keuntungan dan bertahan sampai sekarang," katanya.

Dia menambahkan, masalah permodalan bukanlah satu-satunya faktor untuk naik kelas. Dia mendapat dukungan modal dari keluarga. Tetapi, banyak sekitarnya yang berangkat dari nol, namun bisa sukses, bahkan ada yang bisnisnya melebihi dia.

"Jadi, sebenarnya kata kuncinya bukan di modal, melainkan visi bisnis dan semangat berwirausaha," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved