Murid SD di Bandung Barat Keracunan

UPDATE Keracunan Cimin di Bandung Barat, Penjual Cimin Dipulangkan, Tunggu Hasil Sampel

Puluhan siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang keracunan setelah mengonsumsi aci mini alias cimin

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
hilman kamaludin/tribun jabar
Petugas Puskesmas Saguling saat menunjukan sampel cimin yang diduga menyebabkan 34 siswa keracunan, Kamis (28/9/2023) 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Polisi telah selesai memeriksa TA (74), kakek penjual aci mini alias cimin yang dagangannya diduga telah menyebabkan puluhan siswa SDN Jati 3 keracunan.

Seperti diketahui, 34 siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan cimin hingga satu orang di antaranya meninggal dunia karena memiliki penyakit penyerta Thalassemia.

Setelah kejadian itu polisi melakukan penyelidikan, mulai dari mengambil sampel cimin itu, meminta keterangan sejumlah korban, dan memeriksa TA yang menjual cimin di SDN Jati 3 tersebut.

"Untuk penjual (cimin) sudah kami pulangkan, tapi dia wajib lapor sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel dari Labkesda keluar," ujar Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara saat dihubungi, Sabtu (30/9/2023).

Hanya saja pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait hasil pemeriksaan dari pedagang cimin tersebut karena untuk memastikan penyebab pasti keracunan itu harus menunggu hasil uji laboratorium sampel ciminnya keluar.

Ia mengatakan, pemeriksaan sampel makanan tersebut sudah dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya atau tidak di dalam cimin yang dijajakan pedagang berinisial TA tersebut.

Petugas Puskesmas Saguling saat menunjukan sampel cimin yang diduga menyebabkan 34 siswa keracunan, Kamis (28/9/2023)
Petugas Puskesmas Saguling saat menunjukan sampel cimin yang diduga menyebabkan 34 siswa keracunan, Kamis (28/9/2023) (hilman kamaludin/tribun jabar)

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan KBB dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel cimin itu keluar," katanya.

Sementara dari hasil pemeriksaan sejumlah korban, kata Luthfi, mereka mengakui merasakan gejala setelah mengonsumsi cimin yang dibeli dari sekolahnya, lalu mereka melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Saguling.

"Dari pemeriksaan korban, mereka membenarkan sempat mengonsumsi jajanan berupa cimin yang dibeli di depan sekolah atau tempat mereka mengadakan kegiatan," ucap Luthfi.

Baca juga: Ibunda Rula Siswi SD Korban Keracunan Cimin Ceritakan Detik-detik Putrinya Meninggal, Sudah Ikhlas

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan, setelah mengonsumsi cimin tersebut puluhan siswa itu mengalami mual, muntah-muntah, dan diare, sehingga penyebabnya diduga dari makanan tersebut.

"Penyebab keracunan diduga berasal dari serbuk atau bumbu tabur pedas karena siswa lain yang mengonsumsi cimin tapi tidak diberi serbuk pedas tidak mengalami gejala keracunan," kata Hernawan.

Untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya sudah mengambil 7 sampel, yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka untuk dilakukan uji laborarorium.

"Semua sampel cimin itu sudah kita ambil, termasuk serbuk pedasnya. Dengan demikian, nanti akan ketahuan penyebab keracunannya karena apa," ucapnya.

Tinggal 2 Anak yang Dirawat

Puluhan siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang keracunan setelah mengonsumsi aci mini alias cimin saat ini sudah mulai pulih.

Berdasarkan data dari Puskesmas Saguling pada Jumat (29/9/2023) dari 34 korban keracunan itu mayoritas sudah pulang ke rumahnya masing-masing dua orang masih perlu mendapat perawatan di puskesmas.

"Hari ini sampai pukul 11.00 WIB, pasien yang dirawat itu hanya sisa 2 siswa lagi, semoga besok sudah bisa pulang," ujar Kepala Puskesmas Saguling, Burhan saat dihubungi, Jumat (29/9/2023).

Meski korban keracunan itu sudah diizinkan pulang, kata Burhan, pihaknya bakal tetap melakukan pengawasan kondisi kesehatannya oleh petugas surveilans puskesmas untuk memastikan kondisi tubuhnya.

"Tentu pasti dipantau, baik yang masih dirawat jalan maupun yang sudah pulang setelah perawatan. Jadi kita akan memastikan kondisi mereka benar-benar pulih sepenuhnya," kata Burhan.

Selain itu pihaknya juga sudah mengingatkan orangtua masing-masing anak agar memberikan makanan bergizi dan lembut selama masa pemulihan setelah mengalami keracunan tersebut

"Untuk kedepannya kita sarankan membawa makanan dari rumah saat mereka sekolah agar lebih higienis," ucapnya.

Camat Saguling Kemal Adhyaksa mengatakan, dari 16 siswa korban keracunan yang dirawat di Puskesmas Saguling itu saat sudah diperbolehkan pulang, sehingga tinggal dua orang yang masih dirawat.

"Mudah-mudahan besok sudah bisa pulang, lalu tiga siswa yang dirawat di Rumah Sakit Kartini juga sudah diperbolehkan pulang, kemudian yang di RSCK, dan Klinik Assyyidha sudah pulang juga," kata Kemal.

Sementara untuk satu siswa yang meninggal dunia, kata Kemal, saat itu juga sudah dimakamkan dan pihak keluarga korban sudah ikhlas dan menganggap kejadian ini sebagai musibah.(*)

(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved