Harga Sayuran di Pasar Soreang Melambung Tinggi, Bahkan Ada yang Lebih dari Dua Kali Lipat

Harga beberapa sayuran di Pasar Soreang, Kabupaten Bandung, melambung tinggi.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Andini (23), satu pedagang sayur di Pasar Soreang, Kabupaten Bandung. Harga beberapa jenis sayuran melambung tinggi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Harga beberapa sayuran di Pasar Soreang, Kabupaten Bandung, melambung tinggi.

Bahkan ada yang harganya naik dua kali lipat lebih dari harga normal.

Walau demikian, harga cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih masih terbilang normal.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Soreang, Andini (23), mengatakan, pemicu harga melambung diduga karena cuaca.

"Mungkin akibat cuaca saat ini, kemarau panjang, sehingga banyak lahan yang kekeringan," kata Andini saat ditemui di sela aktivitas berjualan di Pasar Soreang, Jumat (29/9/2023).

Baca juga: Pembeli Beras di Soreang Balik Kanan Ga Jadi Beli Karena Harganya Naik, Naik Rp 2 Ribu/Kg

Andini mengatakan, kalau untuk cabai, bawang merah dan putih, terbilang masih normal.

Harga komoditas itu biasanya naik di momen hari besar, seperti Lebaran.

Dia menjelaskan, kini cabai rawit dijual Rp 40 ribu per kilogram, bawang putih Rp 36 ribu per kilogram, dan bawang merah Rp 20 ribu per kilogram.

"Justru yang mengalami kenaikan sekarang itu mungkin tanaman yang membutuhkan banyak air, seperti mentimun, wortel, dan lainnya," kata Andini.

Andini mengungkapkan, yang paling tinggi kenaikan harganya adalah mentimun dan wortel.

"Kini harga mentimun Rp 14 ribu per kilogramnya. Normalnya hanya Rp 5 ribu. Sedangkan wortel lokal Rp 16 ribu  dan yang super Rp 20 ribu per kilogramnya," ujar dia.

Padahal, kata Andini, untuk wortel lokal harga normalnya Rp 8 ribu per kilogram, sedangkan wortel super Rp 12 ribu per kilogram.

"Dengan kenaikan harga tersebut, sebenarnya tak pengaruh dengan penjualan karena masih ada yang berani beli," katanya.

Sebab pedagang yang lain, kata dia, banyak yang tak berani belanja barang yang sedang mahal.

"Akhirnya, kan pembeli, jadi ke sini belinya," ujar Andini.

Baca juga: Viral Kurir di Sukabumi Dibayar Sayuran saat Antar Paket COD, Ada Warganet Ingin Ganti Uangnya

Namun, Andini kini tak menjual wortel super karena tak ada pembelinya. Wortel super biasanya untuk jus. 

"Jadi saya sekarang tak menyediakan wortel super. Kami memang biasa berusaha menyediakan barang yang sedang harganya naik, sebab penjual lain jarang yang berani," tuturnya.

"Ini timun lagi mahal, tapi tetap saja ada yang beli. Kalau sudah tak ada yang beli, baru kami tak mengadakannya lagi, seperti wortel super," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved