Menengok Sundanesse Lady, Kopi UMKM Kota Cirebon yang Dikenal di KTT G20 Disukai Tamu Kehormatan

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Komoditas kopi belakangan ini semakin banyak dimanfaatkan untuk membuka usaha kedai kopi.

Selain itu, bisa juga untuk menggerakkan kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta koperasi.

Hal ini dibuktikan dengan data yang telah dihimpun, bahwa 96 persen perkebunan kopi Indonesia telah dikuasai oleh 1,3 juta petani dan lebih dari 2.950 kedai kopi dikelola oleh anak muda dan pelaku ekonomi kreatif.

Di Cirebon, pelaku UMKM juga tampaknya memanfaatkan kopi sebagai ladang bisnisnya.

Dari sana, produk kopinya telah dikenal tak hanya masyarakat Indonesia khususnya Cirebon, bahkan sudah tembus ke pasar global.

Produk kopi yang dimaksud, yakni Sundanesse Lady, khususnya varian Wine Coffee.

Produk tersebut bisa dijumpai di Mall UMKM Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon yang beralamat di Jalan Cipto Mangunkusumo.

Baca juga: Keren, Kopi Puntang Jenis Sunda Typica Binaan Telkom Tembus Eropa, Dieskpor ke Belanda dan Jerman

Kepala DKUKMPP Kota Cirebon, Iing Daiman mengatakan, dikenalnya produk UMKM Sundanesse Lady salah satunya saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun 2022 lalu, di Bali.

Saat itu minuman tersebut dihidangkan dan disukai oleh para tamu undangan.

"Produk Sundanesse Lady pernah dihidangkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hotel Westin Bali pada 2022," ujar Iing kepada media, Rabu (27/9/2023).

Tak hanya itu, produk unggulan UMKM di Kota Cirebon itu pun sempat mengikuti pameran ternama di Thailand selama dua bulan.

"Produk ini boleh dibilang sudah go internasional, karena sudah pernah dipamerkan dalam sebuah event di Thailand."

"Awalnya dua minggu, tapi diminta perpanjang sampai dua bulan. Karena responnya sangat bagus," ucapnya.

Selain diminati oleh tamu kehormatan Presiden kala itu, kopi Sundanesse Lady juga sudah diekspor ke negara Panama.

"Produk kopi Sundanesse Lady ini juga sudah dikirim ke Panama," jelas Iing.

Ia mengatakan meskipun jumlah distribusi produk itu relatif kecil, hal tersebut tetap menjadi kabar positif bagi sektor UMKM di Kota Cirebon.

Baca juga: Jenderal Kopi Hadirkan Kopi Loa Jadi Varietas Kopi Baru Kerjasama dengan Petani Lokal

Pasalnya, kata dia, dari 2.276 UMKM di Kota yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), sekitar 10 persen, di antaranya berstatus belum berkembang.

Menurut Iing, adanya produk UMKM yang dikirim ke Panama telah menjadi bukti pendampingan yang dilakukan DKUKMPP terhadap pengusaha mikro di Kota Cirebon membuahkan hasil.

"Walaupun bukan eksportir mandiri, melalui jalur Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dikasih akses seperti itu. Ke depan diharapkan bisa eksportir mandiri," katanya.

Iing menyatakan, bahwa faktor terbesar yang membuat produk UMKM Kota Cirebon itu diminati konsumen luar negeri adalah karena rada dan konsep pengemasannya tergolong unik.

Ia menilai keberhasilan brand itu bisa dijadikan contoh untuk pelaku UMKM berinovasi dan mengembangkan produknya.

"Pernah ada permintaan dari Jepang, karena sekilas terlihat seperti wine, padahal itu hanya brand saja tanpa kandungan alkohol," katanya.

Baca juga: BRI UMKM EXPORT BRILIANPRENEUR Bawa UMKM Kopi Tembus Pasar Internasional

"Cuma dari UMKM ini pemegang sertifikat halal jadi tidak mau. Belum bisa memenuhi permintaan itu," ucap Iing. (*)