Rumah Produksi Film Dewasa

Dua Pemeran Wanita dalam Film Dewasa Masih Dicari, Polda Metro Jaya Kerja Sama dengan Disdukcapil

Dua pemeran wanita dalam film dewasa yang digarap sutradara sekaligus produser Irwansyah masih dicari Polda Metro Jaya.

Editor: Januar Pribadi Hamel
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Siskaeee mendatangi Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (25/9/2023) pukul 10.00 WIB. 

Ade menjelaskan, berkas perkara yang telah dilimpahkan itu masih diteliti oleh Jaksa sebelum dinyatakan lengkap atau P21.

"Kalau sudah dinyatakan lengkap oleh JPU, baru kita akan lakukan tahap II (pelimpahan tersangka dan barang bukti)," terang dia.

Selama sekitar satu tahun beroperasi sejak awal 2022, rumah produksi film porno di Jaksel telah meraup keuntungan sebesar Rp 500 juta.

"Adapun jumlah keuntungan yang didapat tersangka kurang lebih satu tahun beroperasi, dimulai awal 2022, sudah sekitar Rp 500 juta," kata Kombes Ade, Senin (11/9/2023).

Para tersangka kemudian membeli sejumlah aset dari keuntungan yang diperoleh, termasuk satu unit mobil.

"Telah diwujudkan beberapa aset yang kita juga lakukan penyitaan pada saat penggeledahan dan penangkapan, salah satunya kendaraan Nissan X-Trail," ujar Ade.

Ia mengungkapkan, rumah produksi film dewasa ini menawarkan beberapa paket kepada para pelanggannya.

Harga paket termurah dibanderol Rp 50 ribu, sedangkan paket termahal mencapai Rp 500 ribu.

"Ada yang paket berlangganan satu hari, dengan membayar Rp 50 ribu, satu minggu bayar Rp 150 ribu, satu bulan Rp 250 ribu, satu tahun Rp 500 ribu," ungkap dia

Sejumlah artis, foto model, hingga selebgram terlibat dalam produksi film dewasa tersebut.

"Jadi perlu saya sampaikan di sini, latar belakang dari pemeran wanita di sini mulai dari artis, foto model, maupun selebgram," kata Ade.

Ade mengungkapkan, para pemeran wanita itu direkrut melalui jejaring media sosial.

"Cara merekrut para pemeran dalam konten video maupun film bermuatan asusila yang dimaksud, tersangka ini selain mendapatkan talent dari kelompok jaringannya, juga dilakukan melalui profiling media sosial dari calon targetnya," ungkap dia.

Kombes Ade mengatakan, tidak ada kontrak tertulis antara rumah produksi dan pemeran film dewasa.

"Tidak terdapat kontak untuk pemeran yang digunakan dalam pembuatan film asusila yang dimaksud," kata Ade.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved