Ratusan UKM Ikuti Pelatihan KIAT Bogasari 2023 Agar Naik Kelas, Dimeriahkan Finalis Master Chef
Setelah digelar perdana di Kota Solo pada Juli 2023, acara Kunci Informasi dan Teknologi (KIAT) Bogasari 2023 kembali mendulang sukses di Kota Bandung
Lia mendorong agar UKM segera mendaftarkan logo dan merek dari usahanya sebelum keberhasilan dari usahanya diambil oleh perusahaan atau orang lain.
Baca juga: Gunakan Tepung Mocaf sebagai Bahan Dasar, Produk Kuliner IKI Bolu Punya Cita Rasa dan Tekstur Unik
Praktisi di bidang komunikasi industri kreatif ini berbagi tips kepada ratusan UKM peserta KIAT 2023 Bogasari yakni cara membuat suatu merek dan logo adalah sederhana.
Namun mempunyai tampilan yang unik, mudah diingat, aplikasi menarik perhatian dan berkesan, serba guna sehingga bisa diaplikasikan ke banyak hal, serta cocok untuk target pasar.
“Jangan lupa, merek yang kuat adalah mereka yang berkomunikasi janji mereka dari pengalaman unik dengan cara yang jelas dan menarik. Merek harus melekat pada kehidupan konsumen dengan skema yang sederhana salah satunya ialah penggunaan warna yang unik dan konsisten,” saran Lia Sidik asal Surabaya ini.
Menurutnya, kesalahan yang sering terjadi pada UKM ketika menyusun sebuah logo untuk usahanya adalah terlalu menuruti ego pribadinya dan tidak memperdulikan keinginan pasar.
“Dalam penentuan warna, UKM juga harus berhati-hati dan bijak, karena menyangkut kesan atau impresi yang akan dirasakan konsumen saat melihat kemasan produk kita," ujar pakar yang juga pengajar di berbagai universitas seperti Universitas Kristen Petra, ITS, UGM, Universitas Ciputra, dan UNAIR.
"Misal saja kita ketika melihat produk tepung terigu berwarna biru, maka akan langsung terbesit merek segitiga biru,” katanya.
Lia juga menambahkan, jika usaha para UKM ingin usahanya berlanjut pada generasi selanjutnya, maka harus mulai sudah muncul rasa kepedulian terhadap 3P, yakni people (manusia), planet (bumi), dan profit (keuntungan).
Baca juga: Program SMK Pusat Keunggulan Bogasari Cetak Omzet Rp 300 Juta
“Bisnis tidak melulu bicara keuntungan, tapi bagaimana menjaga keberlanjutan dengan peduli terhadap bumi atau lingkungan dan manusia," ujarnya.
"Termasuk saat memikirkan tentang kemasan, ada 3 poin yang harus menjadi perhatian, yakni material kemasan, kuantitas kemasan dan info pendauran ulang kemasan yang digunakan,” lanjutnya.
Sementara itu, pembicara dari UKM Jodi, pemilik J&C cookies Bandung membagikan pengalaman seputar perubahan merek yang dialaminya sekitar tahun 2000-an.
Sebelumnya, usaha yang berdiri tahun 1996 ini bernama Joyci Cookies.
Berubah karena nama tersebut sudah dimiliki oleh pengusaha lain di daerah Jawa Timur.
“Awalnya ibu memberi nama usaha ini Joyci, tapi karena pas daftar sudah ada yang memilikinya, mau nggak mau harus di ubah. Jadilah J&C Cookies, yang masih memiliki makna yang sama. J&C adalah singkatan nama saya dan nama adiknya,” ungkap Jodi.
Pria kelahiran 1987 ini mulai berkecimpung di J&C Cookies sekitar tahun 2008, atau setelah 6 tahun setelah dirinya sukses membuka Café Bober di Bandung.
Kemenkum Jabar Siap Hadirkan Layanan KI Terpadu untuk UMKM & Industri Kreatif Bandung |
![]() |
---|
Kisah Wanita di Bandung Olah Daun Singkong Jadi Keripik Renyah, Kini Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Cara Daftar Lowongan Kerja di Jawa Barat Jadi Tenaga Pendamping Koperasi 2025 Berikut Persyaratannya |
![]() |
---|
Makanan Kemasan dan Kurang Serat Picu Risiko Alergi, Ini Penjelasan Dokter Anak |
![]() |
---|
Rumah BUMN Telkom Wujudkan Mimpi UKM Naik Kelas melalui Sejuta Kemasan Menarik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.